header

Meningkatkan Semangat Kebangsaan Melalui Kuliner Khas Kemerdekaan Kota Palembang

Konten [Tampil]

Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Mer-de-ka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan

Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan In-do-ne-si-a
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita


Lagu Hari Merdeka ciptaan Husein bin Salim bin Ahmad Al-Muthahar atau lebih dikenal dengan nama Husein Muthahar ini selalu diputar ketika menjelang 17-an. Saya yakin, siapa saja yang mendengarkan, pasti tumbuh semangat kebangsaannya. Ketika lagu ini pertama kali diperdengarkan di depan Presiden Soekarno kala itu pun, beliau langsung terpukau dan menyebut lagu ini sangat cocok dengan semangat kemerdekaan Indonesia.

Rasa kebangsaan, semangat kemerdekaan, kembali subur ketika lagu ini berkumandang. Bagi perantau di negeri orang, tentu perasaan rindu tanah air makin menggebu. Apalagi di momen 17-an ini, hasrat ingin pulang kampung makin tak terhindarkan. Setuju nggak?

Itu juga yang saya rasakan. Tulisan ini pun hadir sebagai 'obat rindu' tanah kelahiran. Saya rindu momen Agustusan di waktu kecil. Memori saya langsung kembali ke masa kanak-kanak. Ya, masa itu pesta kemerdekaan adalah salah satu masa paling bahagia.

Bagaimana tidak, itulah waktu terbaik untuk bertemu teman sebaya, bermain sambil tertawa, bahagia, dan serunya berburu hadiah haha.. . Hadiah yang paling hits bagi anak 90-an saat Agustusan adalah buku dan alat tulis. Ada yang seperjuangan suka berburu hadiah? Berarti kita sejaman hehe.

Kuliner nusantara

Di kota kelahiran saya, ada satu tradisi unik yang paling saya ingat. Tradisi itu adalah kuliner khas 17-an Wong Palembang. Ada yang tahu? Ya! Namanya telok abang. Apa itu telok abang? Orang Palembang atau Indonesian food blogger pasti familiar sama kuliner satu ini. Penasaran? Saya bakal ceritain panjang lebar disini ya. Semoga nggak bosan :)

Telok Abang, Kuliner Khas Agustusan Cuma Ada di Palembang


Telok abang

Telok dalam bahasa Palembang artinya telur. Sedangkan abang artinya merah. Jadi, Telok abang berarti telur yang cangkangnya berwarna merah. Telok abang ini adalah salah satu kuliner unik sebagai ciri khas kota Palembang dalam menyambut dirgahayu Indonesia.

Telok Abang berasal dari telur ayam yang direbus, kemudian diberi pewarna makanan berwarna merah. Nantinya telok abang ini akan diletakkan di atas sebuah mainan berupa kapal, pesawat, atau pun ketek (sejenis perahu kecil).

Telok abang hanya dijual saat Agustusan saja. Jadi kalau kamu ‘maksa’ berburu di hari-hari biasa, dijamin nggak bakal berjumpa haha.

Telok abang sudah menjadi tradisi yang berkembang sejak lama. Awalnya telok abang digunakan sebagai bentuk perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina II dari Belanda. Setiap berulang tahun, sang ratu selalu membagikan telur rebus sebagai bentuk syukur atas usianya.

Ternyata Telok abang memiliki filosofi sendiri lho. Ada yang sudah pernah dengar filosofi telok abang Palembang? Sini baca lebih lanjut ya.

Filosofi Telok Abang Palembang, Lambang Semangat Perjuangan, Kehidupan, dan Simbol Kerajaan Maritim


Filosofi telok abang

Moms, tahukah kamu bahwa telok abang Palembang bukan sekadar kuliner yang dihias dalam mainan khas Agustusan saja lho. Saya pun baru menyadari setelah dewasa ini…(entah saya dulu kemana saja ya haha).

Telok abang dengan paduan mainan kapal atau perahu ternyata memiliki makna atau filosofi yang dalam terhadap kemerdekaan. Ini beberapa makna atau filosofi Telok Abang Palembang yang perlu kamu ketahui.

1. Telur berwarna merah melambangkan semangat perjuangan melawan penjajah


Warna telok abang sesuai dengan warna bendera Indonesia, yaitu warna merah pada cangkang telok abang, sedangkan warna putih diambil dari isi telur berwarna putih. Ini saja sudah cukup memberi makna bahwa telok abang khusus dibuat sebagai kuliner penanda hari merdeka Republik Indonesia. 

Warna merah tentu saja melambangkan semangat dan keberanian melawan penjajah. Hal ini juga mengingatkan kita akan semangat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

Ketika bulan Agustus tiba, kota Palembang akan ramai dengan para penjual telok abang. Sepanjang jalan protokol kota Palembang akan dipadati penjual mainan ini. Mereka turut membakar semangat wong Palembang dengan 'memerahkan' jalanan kota.

Bayangkan saja, siapa yang tak terbakar semangat nasionalismenya dengan euforia penjual kapal telok abang. Jika kamu ke kota Palembang di bulan Agustus, pemandangan sepanjang jalan Merdeka Palembang akan diwarnai dengan banyaknya penjual kapal telok abang. Saya jamin, semangat kebangsaan kamu seketika langsung penuh. Betul nggak?

2. Simbol kehidupan dan kesuburan


Asal muasal telok abang diadopsi dari tradisi budaya China. Seperti yang dikatakan oleh budayawan Palembang, Vebri Al-Lintani, dalam channel YouTube Mang Dayat, mengatakan bahwa dulu masyarakat Tionghoa yang ada di Palembang melakukan pemberian telur merah untuk ulang tahun pertama anak-anak mereka. 

Telur dianggap sebagai simbol kehidupan dan kesuburan. Dari situ, tradisi telok abang ini berkembang hingga terjadi akulturisasi budaya Tionghoa dan Palembang. Percampuran budaya ini dipadu dengan kreativitas masyarakat setempat, dan lahirlah tradisi telok abang.

Hingga kini tradisi pemberian telur rebus, masih dipakai dalam berbagai perayaan masyarakat Palembang. Acara seperti khitanan, ulang tahun, atau syukuran kelahiran masih menggunakan telur rebus yang dihias dengan bendera uang sebagai cendera mata.

3. Simbol kerajaan maritim yang berjaya


Dulunya kota Palembang adalah kerajaan Sriwijaya yang masyhur. Seperti diketahui, wilayah Palembang dibelah oleh sungai yang besar yaitu Sungai Musi. Sejak dahulu kapal adalah moda transportasi utama. Kapal juga sering dijadikan alat angkut hasil laut yang melimpah.

Selain itu, kapal adalah salah satu alat tempur untuk melawan penjajah. Perlawanan melawan penjajah bukan hanya terjadi di darat, tetapi juga laut dan udara. Oleh karena itu kapal laut dijadikan sebagai simbol bahwa bumi Sriwijaya dulunya adalah kerjaan maritim berjaya.

Saya tak menyangka, ternyata mainan kecil saya dulu mengandung filosofi dan nilai sejarah yang luar biasa. Tak hanya sekadar permainan untuk kesenangan semata, namun punya makna yang luar biasa. Kamu bisa simak penjelasan ini dalam video youtube mang Dayat berikut ini.
 

Telok abang dijual seharga Rp 5.000,- hingga Rp 6.000,- per butirnya. Sedangkan jika telok abang beserta kapal mainan harganya mulai dari Rp 35.000,-. tergantung dari besar kecil kecil kapal mainannya.

Kalau diingat ketika kecil dulu, saya selalu merengek minta dibelikan telok abang pada Ibu. Biasanya para orang tua yang pulang bepergian selalu membawa oleh-oleh mainan telok abang sebagai buah tangan. Begitu pun dengan Ibu saya. Tak peduli kala itu ibu punya uang atau tidak, yang saya tahu ibu pulang bawa telok abang.

Oh ya, selain telok abang masih ada lagi lho kuliner khas kota pempek dalam menyambut kemerdekaan Indonesia. Hmm kira-kira apa lagi ya? Ayo, kamu orang Palembang tahu juga nggak? Yuk lah daripada penasaran mending kita langsung ke ulasan.

Ragam Kuliner Khas Palembang Turut Meriahkan Kemerdekaan Indonesia


Telok Ukan

Telok ukan

Selain telok abang, ada lagi tujuan wisata kuliner khas kemerdekaan dari Kota Palembang, kehadirannya juga hanya setahun sekali, yaitu telok ukan. 

Telok ukan berasal dari dua kata yaitu telok artinya telur, sedangkan 'ukan' berasal dari kata 'bukan'. Jadi telok ukan artinya 'telur bukan'. Ini seperti sebuah pertanyaan terhadap telur, "Ini telur bukan?" Kira kira begitu ya.

Jadi telok ukan juga termasuk kuliner kota Palembang khusus untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Lagi-lagi kalau berburu telok ukan selain bulan Agustus, siap-siap harapanmu pupus hehe.

Telok ukan dibuat dari cangkang telur bebek yang dikeluarkan isinya. Kemudian isi telur dicampur dengan santan, daun pandan, dan garam. Isi ini akan dimasukkan kembali ke dalam telur, dan ditutup dengan kayu gabus. Kemudian dikukus.

Telur ukan biasanya dijual sama dengan telok abang yaitu seharga Rp 5000,- sampai Rp 6.000,- per butirnya. Bagi kamu yang tak biasa makan telur bebek, jangan kawatir ya. Rasa amis telur bebek akan tersamar dengan bau pandan yang harum. 

Rasa telur ukan ini lebih gurih dan ada rasa garamnya. Jadi makin gurih. Pecinta telur bebek pasti sangat suka nih. Kalau kamu sudah mencoba, dijamin bakalan nambah haha. Ada yang sudah mencoba telok ukan?

Telok Pindang

Telok pindang

Telok pindang adalah telur ayam yang dimasak dengan bumbu rempah-rempah pilihan, yaitu bumbu pindang. Ketika telur sudah matang, telur akan dibuat retakan agar bumbu meresap ke isinya. Nantinya telur akan berwarna merah kehitaman efek dari bumbu pindang dan daun jambu biji yang dimasak bersamaan.


Rasa telok pindang yang kaya akan rempah rempah, membuat kamu dapat merasakan sensasi telur rebus yang tidak biasa. Wangi rempah bumbu pindang seperti serai, daun salam, bawang, dan garam menyatu padu dalam telok pindang.

Bisa dikatakan bahwa telok pindang lebih dari sekadar telur rebus biasa. Rasanya sangat kompleks dan kaya rempah. Kalau ke Palembang kamu wajib mencoba telok pindang ya. Dijamin bikin lidah makin bergoyang hehe. Harganya juga sama dengan telok abang dan telok ukan kok. 

Tingkatkan Rasa Nasionalisme dengan Mengenal Kuliner Khas Kemerdekaan


Telok abang

Kehadiran telok abang bagi masyarakat Palembang menjadi penanda hari kemerdekaan sudah tiba. Kuliner sekaligus mainan ini jadi sumber kebahagiaan anak-anak untuk turut serta merayakan kemerdekaan. Telok abang bukan hanya sekadar kuliner biasa, tapi kuliner khas Agustusan untuk meningkatkan semangat kebangsaan.

Sebagai salah satu warisan budaya turun temurun, kuliner khas wong kito ini patut dilestarikan. Karena dari sini, kita bukan hanya mengenal kuliner nusantara, tetapi kita juga belajar sejarah dan makna di dalamnya. Dirgahayu Republik Indonesia, mari lestarikan kuliner nusantara sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. 

Diantara kuliner khas kemerdekaan dari kota Palembang ini, ada yang pernah kamu cobain nggak?

Salam,
Mom Queen

https://travel.kompas.com/read/2023/07/27/194000027/telok-abang-tradisi-asal-palembang-yang-hanya-ada-saat-17-agustus (diakses 27 Agustus, 2024 jam 15.20 wib)
https://youtu.be/KA_SQXd7wwY?si=Ccm4CwJNQtYwoBuA
https://youtu.be/86vfaBP0yY8?si=DOM8HikVQGs0rsjX
https://youtu.be/AblNCA95_Jo?si=1mJv8OLvwzbnezo8
Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

Post a Comment