header

6 Cara Mudah Menanamkan Aqidah yang Kokoh Pada Anak

Konten [Tampil]

Hi Moms!
Hari raya haji baru saja berlalu, banyak pelajaran yang bisa kita jadikan contoh mendidik anak pada peristiwa haji. Dari keluarga Nabi Ibrahim alaihi sallam yang mulia, kita belajar tentang ketaatan, sabar, dan penanaman aqidah yang kuat. Dari keluarga Nabi Ibrahim ini juga kita belajar tentang perintah haji dan qurban.

Diantara pelajaran penting yang ingin Mom Queen highlight adalah bagaimana pola pengasuhan nabi Ibrahim dan ibunda Siti Hajar tentang aqidah anak. Fakta bahwa masa kecil nabi Ismail alaihissalam 100% berada di bawah pengasuhan ibunya, tanpa peran ayah, namun tetap memiliki pondasi dasar aqidah yang kuat.

Tentu saja peran Nabi Ibrahim juga berpengaruh disini. Meski tak berada disisi istri dan anaknya, beliau melakukan perannya sebagai ayah melalui jalur langit. Bagaimana ini bisa terjadi?

Nabi Ibrahim Untuk Memperkuat Aqidah Lewat Jalur Langit


Aqidah islam

Hal ini tentu menyadarkan saya, bahwa sesungguhnya penguatan aqidah anak di awal masa hidupnya peran ibu sangatlah penting. Ibunda Hajar yang berusaha sekuat tenaga mencarikan nafkah yang baik ketika Ismail kecil menangis kehausan. Berlari sebanyak 7 kali dari bukit Safa ke Marwa, hingga akhirnya hentakan kaki Ismail menumbuhkan air zam-zam di bawah kakinya.

Namun demikian, meski tidak berada di sisi istri dan anaknya, Nabi Ibrahim alaihissalam tetap mendoakan keluarganya tatkala meninggalkan mereka di gurun gersang di Mekkah. Dalam doanya Nabi Ibrahim mendoakan agar keluarganya termasuk orang yang selalu mengerjakan sholat dan terhindar dari menyembah berhala. Berikut doa-doa nabi Ibrahim untuk keluarganya

1. QS Ibrahim: 40 Agar Keturunannya Selalu Mengerjakan Shalat


رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

rabbij‘alnî muqîmash-shalâti wa min dzurriyyatî rabbanâ wa taqabbal du‘â

'Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim: 40)

2. QS Ibrahim: 35 Agar Keluarganya Terhindar dari Menyembah Berhala


وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا وَٱجْنُبْنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعْبُدَ ٱلْأَصْنَامَ

wa idz qâla ibrâhîmu rabbij‘al hâdzal-balada âminaw wajnubnî wa baniyya an na‘budal-ashnâm

(Ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari penyembahan terhadap berhala-berhala.

Seberapa Urgen Penanaman Aqidah Pada Anak-Anak Kita?


Penguatan aqidah Islam begitu penting, mengingat banyaknya fenomena yang terjadi saat ini. Sehingga perlu sekali kita melakukan penguatan aqidah terutama pada anak-anak. Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan penanaman aqidah pada anak berikut ini.

1. Meneladani kekhawatiran Nabi Ibrahim


Nabi Ibrahim alaihissalam saja khawatir kalau-kalau keluarganya mengalami penyimpangan aqidah. Makanya beliau berdoa seperti yang tercantum dalam QS Ibrahim ayat 35 dan 40 diatas. Inti dari doa Nabi Ibrahim adalah beliau memohon kepada Allah agar keturunanya selalu mengerjakan shalat dan dijauhkan dari menyembah berhala.

2. Aqidah ibarat thaharah dalam sholat


Aqidah yang lurus ibarat thaharah (kegiatan bersuci, pen) di dalam sholat. Jika thaharah sudah benar maka shalatnya benar. Jika tauhidnya lurus maka urusan aqidahnya bagus. Jika tauhidnya lurus, shalatnya benar, maka ibadah-ibadah yang lainnya juga akan benar.

3. Adanya penyimpangan aqidah dalam fenomena saat ini


Banyaknya peristiwa-peristiwa akhir-akhir ini yang bisa merusak aqidah seseorang. Misalnya saja ada cerita seorang yang mengaku bisa bicara dengan ruh para nabi, bisa menahan hujan, bisa menunda malaikat munkar nakir menanyai di dalam kubur, dan sebagainya.

Anehnya meski sudah jelas-jelas menyalahi Al Quran tetap saja masih ada yang percaya dan banyak pengikutnya. Makanya kita perlu membentengi anak keturunan kita terhindar dari berbagai bentuk penyimpangan aqidah Islam seperti ini.

4. Mampu menguatkan mental anak-anak dimasa depannya


Anak-anak yang kuat akidahnya, akan kuat juga mentalnya. Ketika suatu saat mereka menghadapi suatu masalah tidak sampai berlarut-larut, atau melakukan hal tercela. Begitu juga apabila mereka mendapatkan nikmat, mereka tidak akan kufur nikmat maupun hubud dunia (cinta dunia).

5. Merupakan bentengnya mereka dari melakukan penyimpangan-penyimpangan


Sedihnya kita harus sadar bahwa kita berada pada zaman propaganda dan segala bentuk penyimpangan sudah bukan hal harus disembunyikan. Bahkan sesuatu yang jelas dilarang dalam Islam, secara terang-terangan dilakukan.

Saya shock sekali ketika melihat sebuah snack makanan berbahan dasar biskuit coklat yang biasa dikonsumsi anak-anak saya dengan bangga menjadi pendukung gerakan penyuka sesama jenis. Kampanye penyimpangan bukan lagi dilakukan secara terselubung, namun dilakukan secara terang-terangan. Naudzubillah.

6. Merupakan langkah untuk mencegah kemungkaran dan membuka pintu keridhoan Allah SWT


Penanaman serta penguatan aqidah Islam pada anak-anak kita sebagai upaya kita sebagai orang tua utnuk mencegah lebih banyak lagi kemunkaran. Langkah ini juga sebagai upaya untuk memohon kepada Allah agar membuka pintu ridhoNYA pada kita.

Meski tak mudah, namun saya yakin, dengan memohon ridho-NYA Allah SWT kita akan diberi kemudahan, amiin. Lantas, bagaimana cara mengajarkan aqidah kepada anak-anak? Kita lanjutkan yuk!

Cara Menanamkan Aqidah Pada Anak


Menanamkan aqidah yang kuat dalam jiwa putra-putri kita dapat kita contoh dalamtelada yang terdapat pada Alquran. Dalam QS Luqman:13

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya'iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, inna-syirka laẓulmun 'aẓīm

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"

Dalam ayat tersebut telah jelas disebutkan bahwa Luqman mengajarkan anaknya yang pertama kali adalah untuk tidak mempersekutukan Allah SWT.

Menurut tafsir Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah mengutip dari Tafsirweb.com menyebutkan bahwa Luqman mengajak anaknya kepada ketauhidan dan menghindari kesyirikan.

Cara mengajak anak-anak kita kepada ketauhidan dan menghindari syirik dimulai dari rumah. Apa yang harus kita lakukan? Berikut cara sederhana yang harus kita lakukan.

1. Ajarkan sebatas apa yang kita pahami saja


Ajarkanlah apa yang kita pahami saja. Mengajarkan tauhid tidak harus menunggu tunggu pintar dulu, ajarkan saja sebatas apa yang kita pahami. Tidak perlu secara rinci. Ingatkan ananda untuk selalu menyembah Allah saja, berikan nasihat tersebut berulang-ulang.

2. Sampaikan secara bertahap sesuai usia anak

Menyampaikan nasihat hendaknya disesuaikan dengan usia anak. Memberi nasihat pada anak tidak perlu dengan bahasa yang kaku, gunakan bhasa sederhana yang mudah dipahami mereka.

Cara menanamkan tauhid pada anak lebih mudah dengan langsung ke contoh nyatanya saja. Tidak perlu terlalu detail. Biarkan guru tauhidnya yang memaparkan penjelasan detailnya nanti.

3. Kaitkan dengan fakta yang dihadapi


Anak-anak lebih mudah menerima nasihat jika bersinggungan dengan kejadian-kejadian yang mereka hadapi.

Misalnya mengajarkan tauhid pada anak ketika hujan, ajarkan bahwa Allah menurunkan hujan agar bisa menumbuhkan tanaman. Dari tanaman akan tumbuh buah-buahan yang bisa kita makan, ternak yang gemuk karena banyak rumput yang tumbuh. Itu semua adalah karunia Allah. Ini adalah salah satu cara kita mengajarkan tauhid rububiyah.

Contoh lainnya ketika ayah pulang membawa makanan. Ajarkan bahwa ini merupakan rezeki dari Allah melalui ayah. Hingga kemudiaan selalu muncul rasa cinta terhadap Allah SWT dalam jiwa anak-anak .

Ketika Allah sudah memberikan banyak hal kepada kita, kita wajib berterima kasih pada Allah. Bagaimana caranya? Dengan cara beribadah, sholat. Sehingga anak-anak merasa sholat adalah cara berterima kasih kepada Allah. Secara tidak langsung ini merupakan cara kita mengajarkan tauhid uluhiyah.

4. Sering menyebut lafadz Allah ketika mendapatkan kenikmatan


Masya Allah, subhanallah, allahu akbar..
Ajarkan anak-anak untuk selalu memuji Allah dengan kalimat-kalimat tauhid. Tujuannya untuk menumbuhkan kecintaan kepada Allah.

Bahkan ketika sakit pun tetap mengucapkan kalimat 'innalillahi wainna ilaihi rajiun.' Tujuannya bahwa segala sesuatu yang menimpa adalah karena Allah.

Ajak anak untuk memohon kesembuhan pada Allah. Ajarkan juga bahwa sholat merupakan cara Allah menggugurkan dosa. Sehingga mereka tidak meratapi kesakitan yang mereka alami.

5. Mengenalkan apa yang halal dan haram


Pengenalan mana yang halal dan mana haram diiringi dengan tauhid. Kita akan melihat efek pembelajaran tauhid pada anak-anak kita ketika mereka berusia 10 tahun ke atas. Anak-anak akan mulai takut melakukan pelanggaran. Mereka merasa bahwa Allah selalu melihat apa yang mereka lakukan. Anak-anak merasa ada rem sebelum melakukan tindakan tercela.

6. Ajarkan pada anak-anak tentang sabar dan syukur


Indikator apakah aqidah seseorang itu sudah baik, terlihat dari sikap sabar dan syukurnya. Bahkan Rasulullah SAW pun pernah berkata bahwa
Sungguh menakjubkan perkara orang-orang beriman. Ketika mendapat nikmat dia bersyukur, ketika ditimpa musibah dia bersabar.”

Orang-orang yang kuat tauhidnya tidak akan mudah mudah goyah ketika ditimpa masalah, dan tidak akan kufur nikmat ketika mendapat nikmat dari Allah. Ajarkan anak-anak kita bagaimana memiliki kedua sikap yang baik ini.

Demikianlah cara menanamkan tauhid kepada anak-anak kita. Semoga kita termasuk orang tua yang menjaga anak-anak dengan dengan sebaik-baiknya. Melahirkan generasi-generasi Islam yang memiliki akidah kuat dari rumah, amiin.

Salam,
Mom Queen

Referensi:
https://tafsirweb.com/4081-surat-ibrahim-ayat-35.html
https://tafsirweb.com/4086-surat-ibrahim-ayat-40.html
https://tafsirweb.com/37664-surat-luqman-ayat-13-14.html
Phai Yunita S Wijaya
Hi Im Yunniew, ibu dengan 3 orang anak yang memiliki hobby menulis dan literasi. Marriage and parenting enthusiast, Womanpreneur dan Consultant franchise Laundry and minimarket, ibu pembelajar, dan tukang review produk temen :)

Related Posts

5 comments

  1. Ada golden age bagi anak-anak yang krusial dimanfaatkan orang tua agar dapat menanamkan belief system. Postingan ini jadi mengingatkan kita semua..

    ReplyDelete
  2. Menanamkan aqidah pada anak saat ini sangat penting, mengingat pengaruh pergaulan anak dan remaja yang tidak baik bisa mempengaruhi sikap dan mentalnya. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari meneladani kekhawatiran Nabi Ibrahim untuk melindungi keluarganya tercinta

    ReplyDelete
  3. Sedang belajar bagaimana menyampaikan ketauhidan di usianya yang belum genap 2 tahun. Dari artikel ini jadi belajar dan punya gambaran. 🥰

    ReplyDelete
  4. Tantangan banget ya mbak untuk orang tua zaman sekarang menanamkan aqidah kepada anak. Apalagi sekarang mudah banget bagi anak dalam mengakses informasi

    ReplyDelete
  5. Benar sekali mbak, menanamkan akidah itu sangat penting dan harus ditanamkan sedini mungkin sebagai bekal anak untuk menghadapi tantangan zaman agar akhlaknya tetap terjaga.

    ReplyDelete

Post a Comment