Konten [Tampil]
Setelah pekan sebelumnya saya menuliskan tema anak adalah investasi dunia akhirat, Mom Queen kembali ingin menuliskan resume kajian parenting yang saya ikuti. Acara ini merupakan kajian rutin yang diadakan oleh Yayasan Sekolah Islam Al Kahfi Batam.
Tahun 2023, anak sulung saya sudah mulai masuk SD. Di sekolah tempatnya menimba ilmu, setiap pekan diadakan kajian parenting. Pada dasarnya kajian ini bisa diikuti oleh siapa saja alias terbuka untuk umum. Tapi, rata-rata yang hadir adalah orang tua/wali murid dari jenjang SD hingga SMA yang bersekolah di yayasan tersebut.
Saya termasuk yang antusias dengan segala kajian parenting, karena saya percaya seperti yang dikatakan oleh sahabat Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa,
Saya merasa, melalui kutipan menantu Rasulullah SAW ini tersirat pesan bahwa untuk menjadi orang tua yang menginspirasi, kita harus banyak belajar bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan anak.
Saya yakin dan percaya bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu yang dinamis. Teori yang satu bisa jadi tidak bekerja untuk satu kasus, tetapi mungkin bisa berdampak pada kasus lainnya. Untuk itu perihal cara berkomunikasi dengan anak memerlukan seni bicara yang terus berkembang.
Terlebih lagi tujuan komunikasi adalah menginginkan anak mengikuti apa yang diinginkan orang tua. Untuk itu, Islam mengajarkan seni berkomunikasi yang tepat dengan anak. Maka, kajian parenting kali ini mengambil tema yang lebih spesifik yaitu cara memerintah dan melarang pada anak.
Moms, pernah nggak sih ketika kita memerintah anak, mereka menanggapinya dengan santai, pura-pura tidak mendengar, bahkan beberapa ada yang berani membantah. Nah saya yakin dan percaya jika Moms menginginkan anak-anak menuruti apa yang kita perintahkan pada mereka. Betul?
Bagaimana agar anak mau menuruti apa yang kita perintahkan? Bahkan mereka mau menurutinya dengan senang hati? Berikut langkah-langkah yang dianjurkan oleh ustadz Slamet Raharjo hafidzahullah selaku narasumber dalam kajian sabtu, 3 Februari 2024 ini.
Moms, seiring semakin dewasanya usia, banyak membaca, belajar parenting, hingga datang ke kajian membuat kesabaran kita pun akan bertambah. Saat datang ke seminar atau mendengar podcast seni berkomunikasi dengan anak, rasanya komunikasi dua arah yang damai sangat mungkin terjadi. Namun pada kenyataannya tak seindah realita.
Saya pribadi kadang kala terjebak dengan emosi sesaat dan lepas kendali. Teori ilmu komunikasi yang telah saya pelajari, terasa menguap begitu saja. Bahkan sebagian para ibu muda ingin memiliki kesabaran seperti ibunya Nussa Rara. Beliau memiliki suara yang lembut serta rasa sabar, bahkan saat marah sekalipun hehe.
Saya termasuk yang antusias dengan segala kajian parenting, karena saya percaya seperti yang dikatakan oleh sahabat Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa,
Didiklah anak sesuai zamannya, mereka akan melalui masa yang berbeda dengan orang tuanya."
Saya merasa, melalui kutipan menantu Rasulullah SAW ini tersirat pesan bahwa untuk menjadi orang tua yang menginspirasi, kita harus banyak belajar bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan anak.
Cara Berkomunikasi Dengan Anak
Saya yakin dan percaya bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu yang dinamis. Teori yang satu bisa jadi tidak bekerja untuk satu kasus, tetapi mungkin bisa berdampak pada kasus lainnya. Untuk itu perihal cara berkomunikasi dengan anak memerlukan seni bicara yang terus berkembang.
Terlebih lagi tujuan komunikasi adalah menginginkan anak mengikuti apa yang diinginkan orang tua. Untuk itu, Islam mengajarkan seni berkomunikasi yang tepat dengan anak. Maka, kajian parenting kali ini mengambil tema yang lebih spesifik yaitu cara memerintah dan melarang pada anak.
Cara Memerintah dan Melarang Dalam Islam
Moms, pernah nggak sih ketika kita memerintah anak, mereka menanggapinya dengan santai, pura-pura tidak mendengar, bahkan beberapa ada yang berani membantah. Nah saya yakin dan percaya jika Moms menginginkan anak-anak menuruti apa yang kita perintahkan pada mereka. Betul?
Bagaimana agar anak mau menuruti apa yang kita perintahkan? Bahkan mereka mau menurutinya dengan senang hati? Berikut langkah-langkah yang dianjurkan oleh ustadz Slamet Raharjo hafidzahullah selaku narasumber dalam kajian sabtu, 3 Februari 2024 ini.
1. Meluruskan Niat karena Allah
Moms, seiring semakin dewasanya usia, banyak membaca, belajar parenting, hingga datang ke kajian membuat kesabaran kita pun akan bertambah. Saat datang ke seminar atau mendengar podcast seni berkomunikasi dengan anak, rasanya komunikasi dua arah yang damai sangat mungkin terjadi. Namun pada kenyataannya tak seindah realita.
Saya pribadi kadang kala terjebak dengan emosi sesaat dan lepas kendali. Teori ilmu komunikasi yang telah saya pelajari, terasa menguap begitu saja. Bahkan sebagian para ibu muda ingin memiliki kesabaran seperti ibunya Nussa Rara. Beliau memiliki suara yang lembut serta rasa sabar, bahkan saat marah sekalipun hehe.
Menurut narasumber kajian ini, hal tersebut bukannya tidak mungkin, karena jika kita meluruskan niat karena Allah, hal tersebut bisa jadi fakta. Meluruskan niat karena Allah, membantu mengembalikan kesabaran kita.
Mengingatkan kembali bahwa sejatinya anak adalah titipan dan amanah yang harus dijaga. Dengan mengingat hal ini, insya Allah akan meluaskan kesabaran yang ada di dalam diri kita. Amin.
Perihal memperbaiki diri ini Ustadz Slamet memberi contoh yang sering kita dengar kisah dalam Alquran. kisah ini terdapat pada QS Al Kahfi yakni cerita nabi Musa as dan gurunya Nabi Khidir. Nabi Musa as yang hendak mengambil ilmu (belajar) dengan sang guru.
2. Memperbaiki Diri
Perihal memperbaiki diri ini Ustadz Slamet memberi contoh yang sering kita dengar kisah dalam Alquran. kisah ini terdapat pada QS Al Kahfi yakni cerita nabi Musa as dan gurunya Nabi Khidir. Nabi Musa as yang hendak mengambil ilmu (belajar) dengan sang guru.
Nabi Khidir pun menyetujui Nabi Musa as menjadi muridnya. Mereka pun melakukan perjalanan. Nabi Musa as boleh membersamai sang guru, namun dengan syarat tidak boleh menyanggah atau komplain.
Namun rupanya kejadian demi kejadian membuat Nabi Musa as tidak bisa tidak untuk menyanggah. Beberapa hal yang dilakukan nabi Khidir membuatnya tak berhenti bertanya hingga 3 kali berturut-turut. Kejadian-kejadian berikut ini yang membuat nabi Musa as tidak sependapat dengan Nabi Khidir
Nabi Musa pun segera melakukan introspeksi diri, menyadari kesalahannya dan membenarkan apa yang dilakukan nabi Khidir. Karena Nabi Khidir melakukannya atas perintah Allah SWT.
Dari kisah nabi Musa as dan nabi Khidir di atas tentang menegakkan kembali bangunan rumah yang roboh dari orang sholih, kita dapat melihat bahwa orang tua yang sholih akan berdampak pada anak-anak dan masa depan mereka. Bahkan anak-anak akan melihat bahwa orang tua yang sholih akan menurunkan kesholihannya.
Untuk itu, sembari belajar cara berkomunikasi dengan anak yang tepat, kita juga hendaknya memperbaiki sholat, amalan-amalan, serta jangan lupa untuk terus mendoakan anak-anak kita.
Moms, tanpa kita sadari bahwa agama Is;am berisi tentang perintah dan larangan. Tetapi Islam mengajarkan cara memerintah dan melarang dengan seni yang indah. Seperti yang terdapat dalam hadits masyhur berikut in:
Beri peringatan 10-15 menit sebelum waktu yang ditetapkan. Tujuannya agar anak-anak memiliki persiapan, baik secara emosi maupun tindakan.
Kembali saya diingatkan perihal memerintah dan melarang anak, sebaiknya dilakukan dengan obrolan-obrolan yang santai. Tahapan berkomunikasi dengan anak mulai dilakukan dengan dialog yang hangat. Orang tua, terutama ibu yang sabar hendaknya memberikan alasan-alasan yang logis mengapa dan apa tujuan melarang suatu hal
Saya percaya bahwa segala teori yang dipelajari akan sangat sulit diterapkan ketika emosi. Makanya ketika memerintah anak, hindarkan ekspektasi berlebihan. Sadari bahwa anak membutuhkan waktu untuk memahami apa yang kita perintahkan, Dengan demikian, kita tidak akan mengeluarkan instruksi dan ancaman secara bersamaan.
Memberikan perintah dan larangan harus dilakukan dengan konsisten. Misalnya ketika Moms melarang anak melakukan sesuatu, maka lakukan secara terus menerus. Tujuannya agar anak tidak bingung untuk mengerjakan secara berkesinambungan.
Inilah cara berkomunikasi dengan anak yang disampaikan oleh Ustadz Slamet Raharjo hafidzahullah. Saya yakin bahwa berkomunikasi dengan anak tidaklah semudah teori diatas, namun hal tersebut bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Namun rupanya kejadian demi kejadian membuat Nabi Musa as tidak bisa tidak untuk menyanggah. Beberapa hal yang dilakukan nabi Khidir membuatnya tak berhenti bertanya hingga 3 kali berturut-turut. Kejadian-kejadian berikut ini yang membuat nabi Musa as tidak sependapat dengan Nabi Khidir
- Merusak perahu yang masih bagus, nabi Musa tidak mengetahui jika tujuannya agar perahu tersebut tidak dicuri perampok.
- Membunuh anak kecil, nabi Khidir melakukannya karena khawatir anak tersebut akan mencelakai orang tuanya ketika dewasa
- Membangun kembali rumah yang hampir roboh, tujuann sang guru melakukannya untuk menyelamatkan harta yang terdapat di bawah rumah tersebut, karena rumah tersebut milik orang tua yang yang sholih.
Nabi Musa pun segera melakukan introspeksi diri, menyadari kesalahannya dan membenarkan apa yang dilakukan nabi Khidir. Karena Nabi Khidir melakukannya atas perintah Allah SWT.
3. Memperbaiki Sholat dan Amalan
Dari kisah nabi Musa as dan nabi Khidir di atas tentang menegakkan kembali bangunan rumah yang roboh dari orang sholih, kita dapat melihat bahwa orang tua yang sholih akan berdampak pada anak-anak dan masa depan mereka. Bahkan anak-anak akan melihat bahwa orang tua yang sholih akan menurunkan kesholihannya.
Untuk itu, sembari belajar cara berkomunikasi dengan anak yang tepat, kita juga hendaknya memperbaiki sholat, amalan-amalan, serta jangan lupa untuk terus mendoakan anak-anak kita.
Cara Memerintah dan Melarang Dalam Islam
Moms, tanpa kita sadari bahwa agama Is;am berisi tentang perintah dan larangan. Tetapi Islam mengajarkan cara memerintah dan melarang dengan seni yang indah. Seperti yang terdapat dalam hadits masyhur berikut in:
Perintahkan anak-anak kalian untuk melaksanakan salat ketika berusia 7 tahun"Maksud dari hadits di atas yang dimaksud dengan perintah adalah anjuran yang sudah memiliki konsekuensi, yaitu melakukan sholat ketika berusia 7 tahun. Cara memerintah dan melarang pada anak memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Kita perlu melalui beberapa tahapan-tahapan berikut ini.
1. Jangan Memerintah Dengan Mendadak
Beri peringatan 10-15 menit sebelum waktu yang ditetapkan. Tujuannya agar anak-anak memiliki persiapan, baik secara emosi maupun tindakan.
2. Lakukan Dengan Dialog Atau Obrolan Santai
Kembali saya diingatkan perihal memerintah dan melarang anak, sebaiknya dilakukan dengan obrolan-obrolan yang santai. Tahapan berkomunikasi dengan anak mulai dilakukan dengan dialog yang hangat. Orang tua, terutama ibu yang sabar hendaknya memberikan alasan-alasan yang logis mengapa dan apa tujuan melarang suatu hal
3. Hindari Memberi Instruksi Dengan Ancaman
Saya percaya bahwa segala teori yang dipelajari akan sangat sulit diterapkan ketika emosi. Makanya ketika memerintah anak, hindarkan ekspektasi berlebihan. Sadari bahwa anak membutuhkan waktu untuk memahami apa yang kita perintahkan, Dengan demikian, kita tidak akan mengeluarkan instruksi dan ancaman secara bersamaan.
4. Harus Konsisten
Memberikan perintah dan larangan harus dilakukan dengan konsisten. Misalnya ketika Moms melarang anak melakukan sesuatu, maka lakukan secara terus menerus. Tujuannya agar anak tidak bingung untuk mengerjakan secara berkesinambungan.
Kesimpulan Seni Berkomunikasi Dengan Anak
Inilah cara berkomunikasi dengan anak yang disampaikan oleh Ustadz Slamet Raharjo hafidzahullah. Saya yakin bahwa berkomunikasi dengan anak tidaklah semudah teori diatas, namun hal tersebut bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Sebelum meninggikan suara dengan maksud agar anak menuruti perintah kita, pastikan mereka memahami apa alasan dan tujuan perintah tersebut.
Semoga Allah SWT memberi penjagaan kepada anak-anak kita dan semoga anak-anak kita menjadi anak-anak qurrota ayun yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Semoga bermanfaat :)
Salam,
Mom Queen
Salam,
Mom Queen
Seru kalau sudah bahas tentang seni komunikasi dengan anak-anak ya mbak. Semoga dikuatkan mendampingi mereka sampai dewasa.
ReplyDeleteMemberikan perintah kepda anak memang ga bisa kalau mendadak, meskipun bisa anak kadang adinya ga ikhlas. Apalagi kalau mereka sedang asik dengan aktivitas mereka
ReplyDeletedialog adalah kunci ya bahkan untuk orang dewasa dialog ini merupakan kunci apalagi anak2
ReplyDelete