Konten [Tampil]
Ciri-ciri customer service palsu sebenarnya dapat diketahui dengan mudah. Namun, para penipu ini terus berlatih hingga makin lihai mengolah kata, memainkan emosi, dan mengatur intonasi suaranya. Ditambah lagi, kemajuan zaman membuat para penipu bisa memalsukan nomor telepon dan akun media sosial resmi sehingga membuat calon korban jadi mudah percaya.
Lalu bagaimana cara agar tidak menjadi korban penipuan? Apa saja ciri-ciri customer service palsu yang perlu diketahui? Simak ulasan berikut.
Modus Penipuan Customer Service Palsu
Customer service adalah sebuah unit di perusahaan yang fokus melayani konsumen demi tercapainya kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Tugasnya memang sebagai garda depan yang berhubungan langsung dengan pengguna jasa atau barang.
Banyaknya kesempatan berhubungan langsung dengan pelanggan tersebut rupanya dimanfaatkan para penipu. Dengan berpura-pura sebagai customer service, mereka jadi punya kesempatan mengelabui calon korbannya dengan informasi palsu.
Modus penipuan online inilah yang saat ini makin marak dan patut jadi perhatian. Artinya, mengetahui ciri-ciri customer service palsu jadi sangat penting.
Umumnya, ada tiga hal yang membuat seseorang berhubungan dengan customer service.
Ketika ingin menggunakan suatu produk barang/jasa, biasanya seseorang akan bertanya dahulu mengenai detailnya. Orang yang akan melayani kebutuhan informasi tersebut adalah customer service.
Selain sales, saat ini customer service juga mulai sering ditugaskan untuk menawarkan produk pada pelanggan. Mereka pun harus paham tentang product knowledge yang ingin ditawarkan kepada calon nasabah.
Customer service akan dihubungi saat terjadi kendala atau muncul sebuah masalah. Mereka pun diharapkan mampu memberikan solusi atas segala masalah yang muncul tersebut.
Saat ini cara menghubungi customer service tidak hanya via telepon, tapi juga lewat media sosial. Berikut ciri-ciri mengetahui customer service palsu via telepon.
Waspadalah pada customer service yang menelepon menggunakan nomor depan +62. Sewajarnya, customer service menggunakan nomor telepon resmi kantor yang terdaftar. Nomor telepon ini pun bisa dilihat di situs resmi perusahaan.
Ciri-ciri customer service palsu berikutnya dapat diketahui dari caranya berbicara. Waspadalah pada mereka yang terbata-bata atau bertele-tele sehingga membuatnya terkesan tidak profesional. Terlebih lagi jika costumer service terdengar kurang menguasai produk yang ditawarkan.
Alih-alih menjawab pertanyaan pelanggan dengan jelas, biasanya customer service palsu akan mencoba mengarahkan komunikasi ke WhatsApp. Dengan WhatsApp, customer service palsu jadi lebih mudah mengirim link palsu berbahaya pada korbannya. Penipu tinggal meyakinkan korban bahwa semua keterangan akan produk dan lain-lain sudah ada di dalam link berbahaya tersebut.
Waspadalah pada setiap penawaran yang disampaikan customer service, terutama apabila produknya terlalu menggiurkan dan tidak masuk akal. Misalnya penawaran investasi. Biasanya customer service gadungan akan menawarkan investasi dengan imbal balik hingga 50 persen dari modal yang diminta. Selain itu, mereka juga akan menjanjikan keuntungan berlipat dalam waktu singkat. Yang perlu diketahui, tidak ada investasi tanpa risiko yang sifatnya instan.
Seorang customer service palsu biasanya cenderung memaksa. Mereka bahkan bisa menolak untuk menutup telepon walau pihak korban sudah ingin menyudahi pembicaraan lantaran masih sibuk. Ada saja cara untuk mempertahankannya, termasuk dengan ancaman.
Media sosial juga jadi tempat untuk costumer sevice palsu melakukan aksinya. Berikut ciri-ciri yang memastikan bahwa costumer service yang melayani adalah palsu:
Akun layanan yang resmi, apalagi milik perusahaan besar, biasanya sudah terverifikasi dan memiliki centang biru di akunnya. Saat ini akun-akun penipu juga dapat menyamarkan centang biru di nama akun atau foto profilnya. Jika tidak diperhatikan dengan detail, korban bisa saja tidak sadar bahwa akun yang menghubungi atau dihubungi adalah akun palsu.
Sangat kecil kemungkinannya sebuah akun layanan dari perusahaan besar tidak memiliki centang biru. Untuk lebih memastikannya lagi, coba cek beberapa follower. Apabila kebanyakan follower menggunakan foto sosok terkenal dan berwarna hitam putih, besar kemungkinan itu adalah follower palsu juga.
Pastikan keaslian akun dengan memperhatikan “username” dan “@handle” dari akun tersebut. Misalnya akun layanan resmi bank BCA adalah @haloBCA. Jadi hindari akun-akun palsu yang sekilas mirip seperti: @haIoBCA (pakai i kapital), @halloBCA (pakai double l), dan lain-lain.
Untuk memastikan apakah customer service yang menghubungi atau dihubungi via akun media sosial asli atau tidak, perhatikan kolom komentar. Biasanya, pengguna media sosial yang pernah menjadi korban penipuan akan berbagi informasi soal keaslian akun tersebut. Namun, komentar tersebut biasanya sudah dihapus oleh penipu keesokan harinya.
Riwayat nama akun media sosial sebenarnya bisa diketahui apakah sering berganti nama atau tidak. Caranya dengan melihat fitur Riwayat di Tentang Akun di pojok kanan atas. Apabila sering berganti nama, besar kemungkinan itu adalah akun palsu.
Meski ciri-ciri customer service palsu sebenarnya dapat diidentifikasi sejak awal, kadang korban telanjur panik dan tidak teliti. Apalagi seperti disebutkan tadi, kemajuan teknologi telah membuat penipu semakin pintar memalsukan identitas sehingga menyulitkan identifikasi. Hal yang sudah pasti dilakukan dan perlu diingat adalah customer service palsu ujung-ujungnya pasti meminta data pribadi para korbannya.
Modus penipuan online inilah yang saat ini makin marak dan patut jadi perhatian. Artinya, mengetahui ciri-ciri customer service palsu jadi sangat penting.
Umumnya, ada tiga hal yang membuat seseorang berhubungan dengan customer service.
1. Saat Ingin Menggunakan Produk
Ketika ingin menggunakan suatu produk barang/jasa, biasanya seseorang akan bertanya dahulu mengenai detailnya. Orang yang akan melayani kebutuhan informasi tersebut adalah customer service.
2. Saat Ditawarkan Produk
Selain sales, saat ini customer service juga mulai sering ditugaskan untuk menawarkan produk pada pelanggan. Mereka pun harus paham tentang product knowledge yang ingin ditawarkan kepada calon nasabah.
3. Saat Mengalami Masalah Pada Produk
Customer service akan dihubungi saat terjadi kendala atau muncul sebuah masalah. Mereka pun diharapkan mampu memberikan solusi atas segala masalah yang muncul tersebut.
Ciri-ciri Customer Service Palsu via Telepon dan Media Sosial
Saat ini cara menghubungi customer service tidak hanya via telepon, tapi juga lewat media sosial. Berikut ciri-ciri mengetahui customer service palsu via telepon.
1. Nomor Telepon Menggunakan +62
Waspadalah pada customer service yang menelepon menggunakan nomor depan +62. Sewajarnya, customer service menggunakan nomor telepon resmi kantor yang terdaftar. Nomor telepon ini pun bisa dilihat di situs resmi perusahaan.
2. Cara Bicara Tidak Fasih
Ciri-ciri customer service palsu berikutnya dapat diketahui dari caranya berbicara. Waspadalah pada mereka yang terbata-bata atau bertele-tele sehingga membuatnya terkesan tidak profesional. Terlebih lagi jika costumer service terdengar kurang menguasai produk yang ditawarkan.
3. Dari Telepon Pindah ke WhatsApp
Alih-alih menjawab pertanyaan pelanggan dengan jelas, biasanya customer service palsu akan mencoba mengarahkan komunikasi ke WhatsApp. Dengan WhatsApp, customer service palsu jadi lebih mudah mengirim link palsu berbahaya pada korbannya. Penipu tinggal meyakinkan korban bahwa semua keterangan akan produk dan lain-lain sudah ada di dalam link berbahaya tersebut.
4. Memberikan Penawaran yang Terlalu Menggiurkan dan Tidak Masuk Akal
Waspadalah pada setiap penawaran yang disampaikan customer service, terutama apabila produknya terlalu menggiurkan dan tidak masuk akal. Misalnya penawaran investasi. Biasanya customer service gadungan akan menawarkan investasi dengan imbal balik hingga 50 persen dari modal yang diminta. Selain itu, mereka juga akan menjanjikan keuntungan berlipat dalam waktu singkat. Yang perlu diketahui, tidak ada investasi tanpa risiko yang sifatnya instan.
5. Sedikit Memaksa
Seorang customer service palsu biasanya cenderung memaksa. Mereka bahkan bisa menolak untuk menutup telepon walau pihak korban sudah ingin menyudahi pembicaraan lantaran masih sibuk. Ada saja cara untuk mempertahankannya, termasuk dengan ancaman.
Ciri-ciri Customer Service Palsu di Media Sosial
Media sosial juga jadi tempat untuk costumer sevice palsu melakukan aksinya. Berikut ciri-ciri yang memastikan bahwa costumer service yang melayani adalah palsu:
1. Akun Tidak Terverifikasi
Akun layanan yang resmi, apalagi milik perusahaan besar, biasanya sudah terverifikasi dan memiliki centang biru di akunnya. Saat ini akun-akun penipu juga dapat menyamarkan centang biru di nama akun atau foto profilnya. Jika tidak diperhatikan dengan detail, korban bisa saja tidak sadar bahwa akun yang menghubungi atau dihubungi adalah akun palsu.
2. Jumlah Follower Mencurigakan
Sangat kecil kemungkinannya sebuah akun layanan dari perusahaan besar tidak memiliki centang biru. Untuk lebih memastikannya lagi, coba cek beberapa follower. Apabila kebanyakan follower menggunakan foto sosok terkenal dan berwarna hitam putih, besar kemungkinan itu adalah follower palsu juga.
3. Username yang Memiliki Angka atau Penulisan Huruf secara Ganda
Pastikan keaslian akun dengan memperhatikan “username” dan “@handle” dari akun tersebut. Misalnya akun layanan resmi bank BCA adalah @haloBCA. Jadi hindari akun-akun palsu yang sekilas mirip seperti: @haIoBCA (pakai i kapital), @halloBCA (pakai double l), dan lain-lain.
4. Komentar Sering Hilang
Untuk memastikan apakah customer service yang menghubungi atau dihubungi via akun media sosial asli atau tidak, perhatikan kolom komentar. Biasanya, pengguna media sosial yang pernah menjadi korban penipuan akan berbagi informasi soal keaslian akun tersebut. Namun, komentar tersebut biasanya sudah dihapus oleh penipu keesokan harinya.
5. Akun Sering Berganti Nama
Riwayat nama akun media sosial sebenarnya bisa diketahui apakah sering berganti nama atau tidak. Caranya dengan melihat fitur Riwayat di Tentang Akun di pojok kanan atas. Apabila sering berganti nama, besar kemungkinan itu adalah akun palsu.
Customer Service Palsu Pasti Meminta Data Pribadi
Meski ciri-ciri customer service palsu sebenarnya dapat diidentifikasi sejak awal, kadang korban telanjur panik dan tidak teliti. Apalagi seperti disebutkan tadi, kemajuan teknologi telah membuat penipu semakin pintar memalsukan identitas sehingga menyulitkan identifikasi. Hal yang sudah pasti dilakukan dan perlu diingat adalah customer service palsu ujung-ujungnya pasti meminta data pribadi para korbannya.
Biasanya data pribadi utama yang diincar adalah kode One Time Password (OTP), tiga digit angka di belakang kartu debit atau kartu kredit (CVV), serta nomor PIN dan password akun apapun, termasuk mobile banking.
Ketika seseorang mengaku customer service dan meminta tiga data penting ini, segera akhiri pembicaraan karena semestinya customer service tidak meminta data tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat.
Salam,
Mom Queen
Post a Comment
Post a Comment