Bagaimana hidup minimalis ala orang Jepang bisa bikin hidup tenang? Saya juga belum paham sih bagaimana sebenarnya prinsip gaya hidup minimalis itu.
Tapi malam ini, Senin (14/02) yang katanya bertepatan dengan hari cinta versi anak muda, Saya berkesempatan mengikuti Sharing session dari group Blogger Hebat, tentang "Gaya hidup Minimalis Bisa Bikin Tenang"
Materi ini disampaikan langsung oleh ibu sekaligus blogger perempuan pemilik nama lengkap Ratnaning Palupi. Meski sedang membersamai anak bermain di waktu prime time , Mbak Palupi (begitu beliau biasa disapa) masih menyempatkan berbagi ilmu bersama kami para blogger newbie.
Materi diawali dengan sharing dan pemaparan mbak Palupi tentang gaya hidup minimalis itu sendiri. kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab yang berlangsung sangat santai dan seru.
Bahkan cenderung kocak sih menurut saya. Karena semua peserta sangat antusias dengan materi ini, bahkan sesekali diselingi dengan candaan ringan.
Gaya Hidup Minimalis Tidak Harus Kaku
Menurut mbak Palupi bahwa hidup minimalis itu sebenarnya hidup sesuai kebutuhan serta tidak berlebihan. Meskipun, banyak yang menghubung-hubungan hidup minimalis dengan tokoh gaya hidup minimalis ala Jepang seperti Marie Kondo dan Fumio Sasaki. Fumio Sasaki bahkan tidak memiliki banyak barang di dalam rumahnya.
Jujurly, mom Queen baru mengetahui nama Fumio Sasaki di sesi sharing ini lho! duh memprihatinkannya hidup saya, kemana saja selama ini wkwk.
Maklum sebagai wanita idealis saya menginginkan semua anak memiliki barang kepunyaan masing-masing. Tidak saling mengganggu. Jadi setiap membeli sesuatu, saya akan membeli paket double alias dua item yang sama. Otomatis saya tidak akan berkenalan dengan tokoh hidup minimalis ini haha.
Tapi sekali lagi, ditekankan oleh Dosen Luar Biasa ini bahwa hidup minimalis ala Jepang ini tidak saklek seperti matematika. Lho? ya, Matematika!
Matematika faktanya memiliki kebenaran yang pasti, tanpa adanya kontradiksi apalagi kontroversi. Duh jauh-jauh deh sama kontroversi. Memangnya siapa sih yang suka kontroversi? kayak Artis saja.
A1. Prinsip Hidup Minimalis
Prinsip hidup ala Jepang ini menekankan supaya hidup sesuai kebutuhan dan menolak berperilaku secara berlebihan.
"Prinsip hidup minimalis adalah pola penerapan gaya hidup yang efisien, hidup sesuai kebutuhan dan kesanggupan alias tidak berlebihan." terang mbak Palupi.
Adapun prinsip hidup Minimalis itu antara lain dengan menerapkan pola hidup seperti berikut ini.
1. Hidup Sesuai Kebutuhan
Bukan berarti tidak menginginkan segalanya, tetapi tetap memegang prinsip tidak berlebihan. Mengenai ini, saya sendiri masih belajar dalam penerapannya.
Terkadang dompet ingin hidup sesuai kebutuhan, tetapi mata dan pikiran menginginkan segalanya. Ada yang sama ngga?
2. Kebutuhan Selaras Pendapatan
Kalau kata mbak Palupi sih, sesuaikan dengan budget. Terkadang ada atau tidaknya manfaat suatu barang tergantung dari mindset si pemiliknya. Termasuk banyak sedikitnya suatu benda tergantung dari pola pikir empunya barang.
Jika punya mobil satu sudah cukup untuk satu keluarga, mengapa harus punya dua mobil? nanti seperti film Layangan Putus yang mobilnya dipakai buat mondar-mandir sama selingkuhan.
Duh maaf ya, emak-emak suka gagal fokus kalau cerita tentang perselingkuhan pasangan hehe.
Tapi kalau mampu bagaimana? Ngebet banget pengen punya yang baru nih? gimana dong ada solusi ngga ya? Nah saya pun bertanya juga kepada narsum, bagaimana agar tidak lapar mata terhadap barang-barang yang sale bin lucuk!
B. Solusi Lapar Mata ala Gaya Hidup Minimalis
Saya termasuk shopaholic, yap ? shopping means Me Time ! How about You? Bagaimana cara mencari solusi dari lapar mata yang saya alami ini? Sebagai penggemar flash sale dan discount , Saya termasuk yang gemar mantengin angka kembar di harbolnas.
Setiap angka kembar, alarm di hape saya akan berbunyi dan memberikan sinyal tanda 'merah' berarti sebentar lagi angka-angka di rekening mobile saya akan berpindah ke dalam bentuk saldo digital haha. Sepertinya saya harus mereset ulang alarm tanda bahaya ini.
Bagaimana solusi lapar mata ala Gaya Hidup Minimalis? berikut penjelasan pemilik blog erpalupi.com ini.
1. Budget
Sebelum membeli suatu barang hendaknya dipikirkan, apakah sesuai dengan budget yang ada? apakah pendapatan kita masih cukup untuk membeli barang tersebut? Jika belum ada, jangan memaksa untuk membeli. Lebih baik tahan selera daripada besar pasak daripada tiang.
2. Space
Pikirkan juga dimana tempat meletakkan barang tersebut? Apakah tempat di dalam rumah masih memadai untuk menambah barang yang hendak dibeli? Jika tidak, Babay! lupakan membelinya!
3. Waktu
Berapa lama barang tersebut bisa digunakan, bisa menjadi salah satu elemen kritis dalam penerapan gaya hidup minimalis. Jika waktu penggunaannya hanya sementara lebih baik pikirkan untuk mencari solusi lain, misalnya penyewaan.
4. Mirror
Nah bagian ini yang paling sering saya lupakan, bagian mirroring suatu barang. Pernah saya membeli barang yang memiliki fungsi yang sama dengan cara kerja yang berbeda wwk
Apa itu?? jawabannya adalah pompa asi ! Demi mendapatkan ASI yang melimpah saya rela membeli berbagai jenis pompa ASI, padahal fungsinya sama. Duh untung suami tidak banyak protes, tapi sekarang saya banyak tersadar dari sesi sharing malam hari ini.
Saya akan berusaha menerapkan 4 solusi lapar mata ala prinsip gaya hidup minimalis ini. Demi apa? demi menyelamatkan angka-angka di tabungan tentunya, bonusnya bikin hidup tenang dengan gaya hidup minimalis.
C. Decluttering, Langkah Nyata Hidup Bahagia
Dari judulnya saja membuat hati berbunga-bunga seperti hari-hariku bersamamu #eaak Mohon maaf ya, kadang saya suka salah fokus kalau membahas sesuatu hehe
Decluttering? apa itu? Decluttering adalah suatu aktivitas memilah-milah barang yang sudah tidak terpakai dan menyisihkannya. Musuh terbesar dalam melakukan decluttering ini adalah kenangan mantan, eh kenangan masa lalu.
Unsur historical pada sebuah benda adalah gagalnya melakukan decluttering ini. Upaya merelakan suatu barang untuk dibuang atau diberikan kepada orang lain itu terasa berat ya. Apalagi jika diiringi dengan embel-embel
"Ini dulu dibeli dengan tetesan air mata darah, entah sudah berapa kali saya berdoa di sepertiga malam demi mendapatkan barang ini. Hingga kini meski sudah rusak, tak apalah disimpan dulu hingga elak jadi warisan!" #Jiah
Untung saya bukan tipikal orang yang sayang barang alias tidak peduli dengan history suatu barang. Toh jika tidak berguna lagi maka saya akan relakan berpindah tangan.
"Daripada memberi benda yang sudah usang, lebih baik diberikan saat masih bisa digunakan!"
C1. Kemana Barang Decluttering "dibuang"?
Nah ini menjadi salah satu problema decluttering yang pernah saya alami. Pertanyaan seperti akan dikemanakan barang hasil decluttering menjadi pertanyaan yang sulit mendapat jawaban jika tanpa disertai ilmu.
Beruntungnya malam itu saya mendapat banyak insight, salah satunya tujuan barang pasca tindakan decluttering. Berikut pilihannya.
1. Flash Sale !
Pilih barang hasil decluttering yang masih baik kondisi dan fungsinya. Foto dan upload ke sosial media. Bisa juga dengan menawarkan pada teman-teman dekat untuk meminangnya.
Sekali lagi mbak Palupi mengingatkan jangan berpikir untung rugi dalam menjual barang pribadi ini. Tetapi tujuan pikirkan manfaat decluttering itu sendiri.
2. Bikin Give Away
Kata mbak Palupi, barang-barang hasil decluttering bisa juga dibikin seru-seruan dengan membuat give away. Tapi tentunya ada sedikit effort dalam membuat give away ini. Jika ingin ada challenge nya cara ini bisa digunakan untuk 'membuang' barang kenangan.
3. Donasikan
Nah, bagi saya selama ini lebih banyak menggunakan opsi yang ke 3 ini. Memilah barang dan mendonasikannya kepada saudara dekat bahkan tetangga rumah. Jika ada kejadian musibah seperti bencana dan sebagainya bisa memberikannya kesana.
4. Recycling atau Buang
Barang hasil decluttering bisa digunakan kembali atau juga dibuang. Digunakan kembali maksudnya berubah fungsi, misal pakaian lama bisa menjadi kain perca yang bisa digunakan untuk lap dan sebagainya. Jika barang yang sudah tidak bisa di recycled sebaiknya langsung dibuang saja.
Decluttering Bukan untuk Mengganti yang Baru!
Meski ini adalah selera masing-masing, mengganti barang decluttering dengan barang baru bukan tujuan dari decluttering itu sendiri. Tetapi ini berlaku prinsip seleraisme ! Jika masih sesuai pendapatan dan mampu membuat hidup lebih indah, silahkan dilakukan.
Penutup
Gaya hidup minimalis memang perlu diterapkan, karena suasana rumah yang lapang bisa berdampak pada terwujudnya rumah tangga bahagia. Prinsip hidup minimalis menurut mbak Palupi yang sudah melakukannya sejak 2017 ini mengajarkannya tidak mudah mengubah benda menjadi sampah.
Lebih bijak untuk memanfaatkan benda-benda di rumah akan mampu membuat hidup lebih tenang serta kesehatan mental pun terjaga . Selamat mencoba prinsip hidup minimalis ala orang Jepang ya :)
Salam,Mom Queen
Biasanya emak-emak suka lapar mata. Tahu ini langsung pengen. Kalau cuma pengen gpp, yang bahaya kalau sampai ambil tombol buy. Abis ntu dipake sekali, masuk kandang, beli lagi.hehe
ReplyDeleteNah perilakubini yang gawat banget hahaha
DeleteDengan menerapkan gaya hidup minimalis, kita bisa terbebas dari utang dan cicilan di bank. Jadi bisa terbebas dari riba'. Setuju gak Mom Queen?
ReplyDeleteLha.. Kok iya juga ya, masya Allah ya dampak hidup minimalis ini.
DeleteAsik dapet rangkuman materi wkwkwk. Tapi bener-bener minimalist life style ini mengubah hidup bgt sih. Nggak hanya berupa benda. Tapi juga hati yg lebih lapang, pikiran lebih sadar, mindful, pokonya lebih bisa mengontrol apa yg ingin dibeli/dilakukan. Bonusnya, kalau pindah rumah barangnya dikit, nggak laper mata liat barang baru launching, banyak bgt lah pokonya ya wkwkwk^^
ReplyDeleteaku masih belum bisa sepenuhnya prakteknin mba apalagi memilah baju wkwkwkw thanks sharingnya mom queen, emak-emak wajib baca nih!
ReplyDelete