Konten [Tampil]
Bismillah, Indahnya berbagi bersama program GERCEP (Gerakan Cinta Pondok Pesantren) bangkitkan asa para penghafal Al Qur'an dan Pengkaji Kitab Kuning. Jujur, saat menulis ini saya dalam kondisi yang sangat takjub akan tekad yang kuat para insan terbaik ini.
Bayangkan ada 6000 lebih ayat dalam Alquran, sanggup dihafal oleh para pencari ilmu ini. Dengan niat tulus mengharap ridha Allah, mereka mampu menghafal kalamullah dengan konsisten lewat pondok pesantren.
Bahkan di dalam Al quran sendiri banyak menyebutkan keutamaan para penghafal Qur'an ini. Dari mereka ini kita belajar cara istiqamah dalam beribadah yang sebenarnya.
Keutamaan Para Penghafal Al Qur'an
Dikutip dari artikel detikcom dalam artikel keutamaan para penghafal Al Qur'an disebutkan bahwa, para penghafal Al Qur'an ini memiliki keutamaan menjadi manusia terbaik.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari, dari Utsman, Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Sebaik-baiknya manusia di antara kamu adalah yang mempelajari al-Quran dan mengamalkannya."
Berbagi Jalan Keberkahan, Menilik Lebih Dalam Pondok Pesantren Terdekat
Di balik semangat pantang menyerah para penghafal Al Qur'an ini, ada kisah pilu yang saya dengar dari salah seorang teman pengurus salah satu pondok pesantren baru di daerah Jawa Barat. Beliau mengatakan bahwa pesantren gudangnya para penghafal al Qur'an belum mampu memberikan bayaran yang layak kepada para Ustadz/Ustadzah yang mengabdi.
Karena pada dasarnya, pondok pesantren yang dikelolanya dibangun tanpa niat 'memaksa' bayaran kepada para santrinya, bahkan ada beberapa santri yang tidak membayar tepat waktu,mereka tetap boleh makan, tinggal dan belajar di sana. Masya allah subhanallah!
Hal ini sangat sangat mulia, tapi pernahkah terpikir nasib Asatidz/ Asatidzah (para guru) yang mengabdikan diri pada pondok pesantren ini? Bagaimana dengan kebutuhan mereka? Nafkah keluarga mereka? Bagaimana kesejahteraan mereka? Pernahkah terpikirkan oleh kita?
Bukankah pondok pesantren adalah salah satu harapan para orang tua menitipkan putra-putri mereka agar memiliki pemahaman agama yang layak?
Saya pernah mendengar Ustadz Yusuf Mansur dalam sebuah tabligh akbar mengatakan bahwa,
Saya pernah mendengar Ustadz Yusuf Mansur dalam sebuah tabligh akbar mengatakan bahwa,
"Jika kita hanya mengejar dunia, mungkin hanya dunia saja yang kita dapatkan atau bahkan tidak sama sekali. Namun ketika kita mengejar akhirat, maka akhirat akan kita dapatkan dan dunia akan mengikuti"Saya sangat sepakat dengan perkataan sang Ustadz, tentulah yang terpikir dalam benak Asatidz ini adalah mengejar akhirat. Inilah (mungkin) salah satu kalimat yang memotivasi mereka mengabdi secara suka rela, hanya mengharapkan balasan dari Allah SWT.
Tapi bukan berarti kita sebagai orang yang tahu cara bersyukur, membiarkan mereka hidup apa adanya dan kekurangan. Mereka yang telah mengabdikan diri untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai Al qur'an pada anak-anak kita. Akankah kita tega membiarkan mereka dan keluarganya hidup dengan segala keterbatasan?
Saya yakin, mereka juga tidak menolak untuk hidup layak dan sejahtera. Hidup serba ada dan bahagia. Apakah hidup serba ada dilarang dalam agama? Tidak kan! Tentu menjadi guru bagi anak-anak yang kurang mampu adalah kebahagiaan bagi mereka.
Hidup sejahtera adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan lain bagi mereka. Dengan kehidupan yang layak, nafkah tersedia, keluarga sejahtera, yakinlah perasaan mereka mengajar dan membagikan ilmu tentu lebih bahagia.
Saatnya Berbagi Bersama GERCEP, Gerakan Cinta Pondok Pesantren
Kondisi seperti ini sudah biasa kita jumpai dalam dunia pesantren, bukan hanya pesantren yang baru berjalan satu dua tahun. Bahkan, sebuah pesantren yang sudah berjalan puluhan tahun pun, para Asatidz bernasib tak jauh berbeda.
Saya sempat bertanya kepada seorang teman, alumni pondok yang mengabdi di pesantren yang sudah berjalan lebih dari 20 tahun. Saya bertanya kepadanya bagaimana perihal mukafaah (insentif guru) yang mengabdi.
"Karena sistemnya mengabdi, jadi mukafaah yang diberikan itu secukupnya alias jauh dari UMR. Tapi kalo untuk kebutuhan primernya terpenuhi. Seperti kebutuhan; makan, minum, kebutuhan pribadi, tempat tinggal, air & listrik, bahkan kuliahnya juga sudah ditanggung pesantren." Terang salah satu Ustadzah yang mengabdi pada dunia pesantren.
Bisa dibayangkan bagaimana kehidupan pondok yang baru berjalan hitungan 2-3 tahun alias pesantren yang barubdi rintis.
Untuk itulah Saya mengajak teman-teman, para pecinta pondok pesantren untuk melakukan satu Gerakan Cinta Pesantren (GERCEP).
GERCEP adalah sebuah gerakan untuk mengajak para donatur dan orang baik untuk lebih peduli dengan kondisi pondok pesantren di Indonesia.
Berawal dari latar belakang kepedulian salah satu pengelola pondok pesantren yang juga merangkap sebagai Guru pada pengajian online yang saya ikuti, tercetuslah ide untuk membuat Gerakan Cinta Pondok Pesantren atau GERCEP ini. Gerakan ini bertujuan untuk mengangkat pondok pesantren tradisional atau masyarakat mengenalnya dengan sebutan pondok salafiyah.
Lahirnya GERCEP ini bermula dari keprihatinan tentang kondisi pondok pesantren yang menggantungkan biaya operasional dari bayaran santri, termasuk pondok pesantren yang belum mempunyai donatur tetap, serta | memberikan kehidupan yang layak kepada para pengabdi pondok.
Gerakan ini juga berlatar belakang juga karena kecintaan kita akan keberlanjutan cikal bakal para penghafal quran. Sehingga dengan adanya perhatian dari masyarakat sehingga mampu menumbuhkan suburkan keinginan menjadi tenaga pengajar para santri penghafal Qur'an, bukan hanya mengharap ridho Illahi semata, tetapi juga mendapatkan kesejahteraan kehidupan layak secara pribadi.
Saya yakin, para Asatidz/Asatidzah ini tidak berpikir mencari laba dari pengabdian mereka. Tapi bukan berarti kita menutup mata akan kebutuhan mereka. Saatnya kita bergerak, menggalakkan Gerakan Cinta Pondok Pesantren (Gercep) ini.
Dengan adanya program GERCEP ini, sasaran utamanya pondok pesantren yang santrinya mukim (mondok), pondok pesantren baru yang belum memiliki donatur, serta belum mendapat 'sentuhan' bantuan dari Pemerintah setempat.
Karena setahu saya, untuk bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah tentunya membutuhkan prosedur administrasi yang tidak mudah. Sedangkan, kondisi pondok pesantren yang sudah ada santri yang mukim biasanya juga sudah disertai Asatidz yang mengawal pendidikan mereka.
Bentuk tawaran program GERCEP ini bisa berupa:
Bisa saja teman-teman memberikan bantuan berupa apa saja, semampunya kepada pondok pesantren terdekat. Bantuan bisa berupa uang, bahan pangan, pembelian token listrik, sarana dan prasarana pondok, dan sebagainya.
Mungkin ini adalah suatu pertanyaan yang ada di benak teman-teman, termasuk saya. Karena sepengetahuan saya sebuah pondok pesantren itu berbentuk yayasan yang memiliki sistem manajemen dan permodalan tersendiri. Jadi mungkin sulit untuk mengetahui kondisi 'dapur' mereka.
Tetapi apabila kita lebih peduli dengan kondisi sekitar, giat mencari informasi seputar pondok pesantren baru yang belum memiliki donatur tetap, hal ini tentu tidak sulit.
Lakukan secara mandiri atau berkelompok untuk mencari informasi tentang pesantren yang membutuhkan bantuan. Libatkan juga pemerintah setingkat RT/RW bahkan tokoh masyarakat setempat.
Berawal dari latar belakang kepedulian salah satu pengelola pondok pesantren yang juga merangkap sebagai Guru pada pengajian online yang saya ikuti, tercetuslah ide untuk membuat Gerakan Cinta Pondok Pesantren atau GERCEP ini. Gerakan ini bertujuan untuk mengangkat pondok pesantren tradisional atau masyarakat mengenalnya dengan sebutan pondok salafiyah.
Lahirnya GERCEP ini bermula dari keprihatinan tentang kondisi pondok pesantren yang menggantungkan biaya operasional dari bayaran santri, termasuk pondok pesantren yang belum mempunyai donatur tetap, serta | memberikan kehidupan yang layak kepada para pengabdi pondok.
Gerakan ini juga berlatar belakang juga karena kecintaan kita akan keberlanjutan cikal bakal para penghafal quran. Sehingga dengan adanya perhatian dari masyarakat sehingga mampu menumbuhkan suburkan keinginan menjadi tenaga pengajar para santri penghafal Qur'an, bukan hanya mengharap ridho Illahi semata, tetapi juga mendapatkan kesejahteraan kehidupan layak secara pribadi.
Saya yakin, para Asatidz/Asatidzah ini tidak berpikir mencari laba dari pengabdian mereka. Tapi bukan berarti kita menutup mata akan kebutuhan mereka. Saatnya kita bergerak, menggalakkan Gerakan Cinta Pondok Pesantren (Gercep) ini.
Sasaran Program GERCEEP, Gerakan Cinta Pondok Pesantren
Dengan adanya program GERCEP ini, sasaran utamanya pondok pesantren yang santrinya mukim (mondok), pondok pesantren baru yang belum memiliki donatur, serta belum mendapat 'sentuhan' bantuan dari Pemerintah setempat.
Karena setahu saya, untuk bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah tentunya membutuhkan prosedur administrasi yang tidak mudah. Sedangkan, kondisi pondok pesantren yang sudah ada santri yang mukim biasanya juga sudah disertai Asatidz yang mengawal pendidikan mereka.
Bentuk tawaran program GERCEP ini bisa berupa:
- Penyaluran beras
- Biaya Penerangan dan listrik
- Gratis biaya makan untuk para hafidz/hafidzah
- Gratis biaya pondok untuk yatim & dhuafa
- Sarana prasarana pondok
- Kesejahteraan Asatidz/Asatidzah
Bisa saja teman-teman memberikan bantuan berupa apa saja, semampunya kepada pondok pesantren terdekat. Bantuan bisa berupa uang, bahan pangan, pembelian token listrik, sarana dan prasarana pondok, dan sebagainya.
Bagaimana mengetahui sebuah pondok pesantren layak mendapatkan bantuan GERCEP?
Mungkin ini adalah suatu pertanyaan yang ada di benak teman-teman, termasuk saya. Karena sepengetahuan saya sebuah pondok pesantren itu berbentuk yayasan yang memiliki sistem manajemen dan permodalan tersendiri. Jadi mungkin sulit untuk mengetahui kondisi 'dapur' mereka.
Tetapi apabila kita lebih peduli dengan kondisi sekitar, giat mencari informasi seputar pondok pesantren baru yang belum memiliki donatur tetap, hal ini tentu tidak sulit.
Lakukan secara mandiri atau berkelompok untuk mencari informasi tentang pesantren yang membutuhkan bantuan. Libatkan juga pemerintah setingkat RT/RW bahkan tokoh masyarakat setempat.
Jika ingin memberikan bantuan, saya juga bisa memberikan rekomendasi pondok pesantren yang bisa dijadikan sasaran GERCEP ini. Silakan teman-teman atau orang baik menghubungi saya via email.
Saya yakin bahwa ada banyak ponpes yang memiliki kondisi yang serupa. Saya hanya memberi gambaran, inilah wajah pendidikan pondok pesantren yang baru dirintis. Gambaran kondisi di atas hanya contoh kecil saja dari ribuan ponpes di Indonesia.
Teman-teman bisa memberikan bantuan kepada pondok pesantren mana saja yang teman-teman jumpai dan membutuhkan bantuan.
Penutup
Saya yakin bahwa ada banyak ponpes yang memiliki kondisi yang serupa. Saya hanya memberi gambaran, inilah wajah pendidikan pondok pesantren yang baru dirintis. Gambaran kondisi di atas hanya contoh kecil saja dari ribuan ponpes di Indonesia.
Teman-teman bisa memberikan bantuan kepada pondok pesantren mana saja yang teman-teman jumpai dan membutuhkan bantuan.
Bagi pondok yang butuh bantuan, bisa menghubungi saya via kontak blog. Meski tidak banyak membantu secara signifikan, tetapi mungkin saya bisa menyebarkan informasi kepada para donatur dan orang baik.
Besar harapan saya, mengutip dari pernyataan Guru saya bahwa semoga GERCEP menjadi gerakan bersama, jadi jalan kebaikan untuk banyak orang yang mau bersedekah. Seperti arti dari Gercep dalam bahasa sehari hari, yaitu Gerak Cepat.
Besar harapan saya, mengutip dari pernyataan Guru saya bahwa semoga GERCEP menjadi gerakan bersama, jadi jalan kebaikan untuk banyak orang yang mau bersedekah. Seperti arti dari Gercep dalam bahasa sehari hari, yaitu Gerak Cepat.
Semoga Gercep ini juga direspon cepat oleh masyarakat sebagaimana menjamurnya program gerakan jumat berkah, sedekah subuh, sedekah jalanan dan lain-lain di kalangan masyarakat.
Ayo Orang baik, mari Gerak Cepat! Bersedekah dengan GERCEP !
Salam,
Mom Queen
Salam,
Mom Queen
Masha Allah.. ear catching sekali programnya namanya gercep (aku kira gerak cepat awalnya) hehe.
ReplyDeleteGuru itu memang seharusnya apresiasinya tinggi. Apalagi ngajar ponpes :( semoga programnya lancar, berkah dan amanah. Aamiin :)
Amiin.. Semoga ga hanya ear catching ya mbak, semoga juga earn catching dar para orang baik kepada ponpes hahaaa
DeleteAh iya bener juga :) semoga informasinya merebak agar banyak orang bisa berpartisipasi. aamiin..
DeleteAlhamdulillah keluarga kami pun yang mengurus pondok pesantren sangat terbantu dengan beberapa program dari para donatur untuk keberlangsungan pendidikan bagi para santri. Beberapa program yang sudah diterima seperti penyediaan beras bagi para santri putra dan putri tiap bulannya alhamdulillah rutin diterima.
ReplyDeleteSemoga gerakan gercep juka disambut antusias dan memberikan kebermanfaatan bagi keluarga besar pondok pesantren
Wah masyaa Allah alhamdulillah semakin banyak orang baik yang mau berbagi dengan pondok pesantren ya.
DeleteMasya Allah, aku baru tahu ada gerakan ini mbak. aku kira apa tadi kok "gercep" hihi, tapi setelah baca aku kagum banget nih sama program kegiatannya, semoga para pengajar dapat kesejahteraan yg jauh lebih baik dan berkah nantinya ya mbak, aamiin aamiin
ReplyDeleteSemoga semua usaha dimudahkan dan dilancarkan. Para ustadz/ustazdah memang jasanya luar biasa. Mereka memberi ilmu tanpa pamrih.
ReplyDeleteMasyaAllah semoga sukses gerakannya, Mbak. Gerakan ini melingkupi daerah mana saja, Mbak?
ReplyDeleteSejauh ini masih seputar pulau Jawa-Sumaterabya mbak. Semoga ke depannya bisa menjangkau semua ponpes seluruh Indonesia. Insya Allah.
Deletealhamdulillah makin ke sini makin banyak program-program baik yang bisa saling membantu. semoga segalanya dilancarkan
ReplyDeleteMasyaallah tabarakallah, semoga sukses dan lancar gerakannya, ya, Kak. Senang rasanya banyak pesantren khusus penghapal Al-Quran yang ada sekarang ini. Semoga diikuti dengan semakin baiknya kualitas dan kelayakan gaji para ustaz/ah.
ReplyDeleteMasya Allah senang mendengar program gercep ini. Moga siapaun yang membaca bisa Gercep juga untuk mendukung program gercep ini. Tentunya makin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
ReplyDeleteSalut banget sama Gerakan Cinta Pondok Pesantren. Berasa saudara ya...
ReplyDeleteDua anak saya di pondok modern di batu Malang.... Semoga dipermudah ya jalan mereka dalam menghafal kalam ilahi...
Betul banget, meskipun oleh pemerintah sudah ada program mensejahterakan para ustadz/ustazdah, namun hal tersebut masih kurang dari cukup. Saya yang pernah belajar di pondok pesantren sangat tahu bagaimana kondisi para pengurus pesantren tersebut.
ReplyDeleteSemoga dengan adanya program gercep ini dapat memberikan manfaat buat mereka.
Aamiin
Karena bukan dari keluarga yang dekat dengan pondok pesantren jujur aku kira rata-rata pondok pesantren itu seperti yang aku lihat di TV-TV yang luar biasa banget dan atau yang juga tersebar viral di medsos beberapa waktu lalu. Ternyata masih ada juga yang berbeda dengan keadaan itu. Luar biasa banget programnya, semoga banyak pesantren yang bisa terbantu dengan program ini
ReplyDeleteMasya Allah, salut nih sana tulisannya..
ReplyDeleteAwalnya tergelitik sama judulnya kok gercep, ternyata ada makna lain ya..
Alhamdulillah semakin banyak orang baik dan juga makin banyak orang yang terbantu dengan gerakan-gerakan seperti ini
ReplyDeleteMasyaa Allah, keren sih ini, semoga program ini bisa terus berkembang dan memberdayakan pesantren
ReplyDeleteMenarik banget nih programnya, ear catching juga jadi gampang diingat. Senang deh kalau ada program2 sosial begini...
ReplyDeleteMasyaa Allah programnya bener" bermanfaat banget ini mba..
ReplyDeleteKhususnya untuk ponpes didaerah pinggiran yg butuh banget bantuan dr para donatur.. Mungkin kedepannya bisa share list ponpes yg membutuhkan bantuan kali ya mba..
Zaman sekarang pondok pesantren adalah pilihan yang tepat untuk pendidikan anak2. terima kasih telah berbagi, Mbak. Terima sore.
ReplyDeletemasya Allah momqueen dirimu keren banget sih inisiatifnya, aku bantu share artikel ini ya. semoga bisa mengetuk hati2 para orang baik di penjuru manapun. aku pribadi salut sama guru2 pengajar di pondok yang dedikasinya mayoritas adalah sebuah pengabdian. ah jadi inget dhek Dita ya
ReplyDeleteMasyaAllah, ikut senang dengan adanya program gercep ini. Semoga penyaluran program semakin luas ke pondok2 pelosok ya mb. Aamiin
ReplyDeleteKebaikan itu hal yang luar biasa, namun perlu kerja keras untuk mewujudkannya, Saat ada program kebaikan selalu saja ada yang bertanya siapa yang ngejalanin, buat apa, kenapa ga program lain. Hmm....selalu ada perjuangan untuk kebaikan. Yang peting kudu GERCEP aja, karena bsia jadi ini waktu terakhir kita berbuat baik
ReplyDelete