"mamiiiiiii..... Mamiiii...."
tangis si adik pecah. Memecah konsentrasiku siang itu. Disaat aku sedang asik bercengkrama dengan si bungsu.
"Teteiii....ambik tuiiiss Na" (Teteh, ambil tulis(crayon) Na (Khailyluna))
Segera ku peluk tubuh mungilnya dan ku coba tenangkan kegundahan hatinya. Ku tahu yang dibutuhkannya hanya sebuah ketenangan, bukan keberpihakan. Beberapa detik kemudian, setelah kulepaskan pelukan, dia langsung berkata
"Mami, Uwais pup??"
Laaah, dia langsung lupa bahwa baru beberapa detik yang lalu si middle love ini begitu histeris karena crayonnya direbut. Kini sudah kembali ceria hanya dalam hitungan detik.
Begitulah isi rumah kami, tidak lepas dari suara tangisan dan teriakan anak-anak silih berganti. Penyebabnya sepele, kadang rebutan mainan, rebutan tutup botol mineral, rebutan kursi, crayon dan masih banyak lagi.
Ada saja hal remeh temeh yang membuat darah mendidih. Kalau sudah begini, biasanya adiknya yang menangis. Moms and Dads, dengan anak lebih dari satu pasti sudah biasa kan dengan kejadian begini? Rebutan sesuatu? Itu lah Sibling Rivalry.
Sibling Rivalry, Kompetisi Bak Pisau Bermata Dua
A. Pengertian Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah istilah yang disematkan untuk persaingan atau kompetisi antar saudara kandung. Biasanya kakak atau adik selalu berlomba untuk menjadi yang paling dominan dalam sebuah keluarga.
Tak jarang kadang kakak dan adik berantem 'parah' demi sebuah kata yang disebut 'aku yang lebih berhak'. Pernah suatu ketika, Khaily terlihat berdarah di wajahnya bekas goresan kuku. Ketika kutanyakan siapa pelakunya, ternyata sang kakak yang melakukannya. Hmm
Jika sudah begini, maka mau tidak mau orangtua harus 'turun tangan' dengan menjadi 'hakim' yang adil. Bak ibu peri yang baik hati, mom Queen biasanya memeluk keduanya, dan memberikan tausiyah kepada mereka. Sesaat setelah di ceramahi, kemudian mereka berpelukan. Ah indahnya duniamu nak!
Sibling rivalry tidak selamanya buruk kok, karena disitu si kecil belajar untuk mengenal bagaimana berkompetisi. Jika sudah terbiasa berkompetisi, maka ketika memasuki kehidupan sosial, si kecil akan survive dengan caranya.
Namun, yang harus diperhatikan dalam persaingan ini adalah jika sudah terjadi kontak fisik serta munculnya perilaku agresif seperti memukul, mencakar, menendang dan sebagainya. Disinilah peran orang tua yang harus meluruskannya.
Jika tidak ada kompetisi antar saudara juga tidak bagus, keluarga adalah lingkungan sosial pertama yang disinggahi oleh anak. Dan saudara kandung (sibling) adalah rekan sosial dan partnernya berkompetisi. Disinilah letak mereka melatih sisi kemandirian, kecakapan, dan kemampuan sosial lainnya.
Rebutan mainan hanya salah satu alasan saja dari banyaknya penyebab sibling rivalry. Banyak penyebab lain yang bisa menjadi sebab musabab terjadinya sibling rivalry ini.
B. 5 Penyebab Sibling Rivalry yang Sering Dilakukan Parents
Sibling rivalry ini akan terus terjadi sampai kapan pun. Mereka akan terus bersaing. Tapi sejatinya yang paling nampak terlihat disaat mereka masih kecil dan belum bisa me-manage cara bersaing yang 'sehat'.
Beberapa kejadian berikut ini, secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab terjadinya sibling rivalry.
1. Seringnya Menjadi Bahan Perbandingan Orang Tua
Tanpa disadari, orang tua kadang menjadi penyebab terjadinya persaingan antar kakak dan adik. Ungkapan seperti,
"Coba lihat kakakmu, pinter! kenapa kamu ga bisa seperti itu sih!?"
Sering ya Parents melakukannya? Hayo ngaku? Mom Queen juga sering kok! Meski terdengar biasa, tapi kalimat ini begitu dalam maknanya bagi si anak. Sehingga dia berpikir, bagaimana bisa menjadi seperti kakak atau adik dan mengalahkannya.
2. Alarm Tanda Berebut Perhatian Orang Tua
Kesibukan orang tua dalam mengurus rumah tangga, terutama bagi ibu, tak jarang membuat perhatian ke anak-anak menurun. Jika dirumah si kecil kerap menjadikan saudaranya sebagai pelampiasan emosi. Coba cek lagi, mungkin ada lumbung cintanya yang bolong.
Mom Queen jadi teringat pernah mengikuti seminar tentang pendidikan anak usia 0-6 tahun. Dijelaskan bahwa fokus pendidikan anak usia 0-6 adalah pada pemenuhan lumbung cinta. Anak-anak usia ini butuh banyak pelukan, ciuman dan limpahan kasih sayang dari orang tuanya. Jika berkurang, maka si kecil akan berusaha menarik perhatian orang tuanya bagaimanapun caranya.
3. Kehadiran Anggota Keluarga Baru
Kehadiran anggota keluarga baru adalah kebahagiaan sekaligus tanda bahwa siap-siap berbagi kasih sayang. Harapan bahwa kasih sayang akan tetap sama, nyatanya hanya sekadar harapan. Tak jarang karena si anggota baru butuh perhatian lebih, membuat si sulung merasa 'terpinggirkan'
4. Meniru Perilaku Orang Terdekat
Dampak dari perilaku circle inti turut menjadi penyumbang terjadinya perilaku agresif pada si kecil. Bagaimana orang tua dalam menyikapi masalah menjadi contoh bagi anak.
5. Karena Kondisi Medis
Memiliki anggota keluarga dengan kondisi medis tertentu, biasanya membuat perhatian ayah dan ibu akan tercurah pada si sakit. Hal ini menjadikan perhatian dan kasih sayang pada sang kakak/adik menjadi berkurang. Demi mendapatkan kembali cinta dan perhatian orang tua, salah satu penyebab terjadinya sibling rivalry.
C. 10 Cara Mengatasi Sibling Rivalry
Jika tanpa adanya sibling rivalry, kehidupan sosial si kecil juga tidak bagus. Kehidupannya akan berjalan datar-datar saja. Terlalu mulus, terlalu baik. Takutnya dia akan kaget ketika dewasa, dia tidak siap ketika harus berkompetisi.
Parents, tetap bekali si kecil dengan kemampuan berkompetisi yang sehat, sikap sportif dalam berkompetisi. Beberapa cara berikut ini bisa dilakukan untuk membantu mengatasi sibling rivalry yang kebablasan.
1. Memperkuat Aqiqah Anak
Dalam suatu seminar dengan teh Kiki Barkiah, praktisi home schooling dan penulis buku 5 guru kecilku, kita perlu mengembalikan fitrah anak yang santun dan penyayang. Dengan selalu menyertakan kalimat
"kata Allah begini..."
"kata Rasulullah anak yang baik itu...."
Jadi selalu gunakan kalimat "kata Allah, kata Rasulullah" untuk membuat anak mengikuti apa yang kita mau. Kalimat ini juga sebagai doa agar Allah SWT selalu memudahkan segala usaha kita dalam mendidik anak-anak sesuai tuntutan Islam.
2. Ajarkan Bahwa Keluarga adalah Tim
Kadang anak-anak belum paham bahwa keluarga adalah sebuah tim yang harus saling mendukung. Mereka terlalu dini untuk mengerti bahwa keluarga sebagai tim. Tugas orang tua lah untuk memberikan pengertian pada mereka. Selayaknya sebuah tim, maka setiap anggota dapat saling memberi semangat dan dukungan.
3. Ajari Anak Cara Mengatasi Konflik
Anak adalah peniru ulung. Bagaimana cara orang tua dalam menyelesaikan konflik turut serta dicontoh oleh si kecil. Apakah menyelesaikan dengan cara frontal ataupun persuasif, akan menjadi pelajaran berharga bagi si kecil.
4. Menjadi Penengah Konflik
Saat persaingan dalam sibling rivalry ini sudah keterlaluan, saatnya orang tua tampil sebagai penengah. Jangan dibiarkan berlarut-larut. Khawatir hal ini bisa menjadi masalah sosial lainnya, seperti munculnya perilaku monopoli, dominan bahkan bullying dari kakak terhadap adik.
5. Stop Membanding-bandingkan Anak
Mulai sekarang, Parents! stop membanding-bandingkan anak. Stop cara kuno dalam memberi nasihat kepada anak dengan embel-embel "lihat kakakmu..." atau "contoh kakakmu.." berilah cara yang lebih bijak untuk meminimalisir sibling rivalry. Bisa menggunakan kalimat "kata Allah, anak baik itu begini begitu..."
6. Ajarkan Untuk Berbagi dan Bekerja Sama
Terkadang persaingan antar saudara ini terjadi karena mereka kurang paham makna bekerja sama. Perasaan bahwa hasil individu lebih baik daripada hasil bersama, menjadikan anak-anak cenderung ingin tampil super power. Saatnya parents mengenalkan mereka pada esensi indahnya berbagi dan bekerja sama.
7. Mengalihkan Perhatian
Memberi tugas bersama juga salah satu cara untuk mengalihkan perhatian si kecil pada perebutan 'kekuasaan aku yang paling berhak'. Misalnya aktivitas membereskan mainan bersama, menyiram tanaman, memasak dan sebagainya. Aktivitas ini ampuh untuk mengalihkan perhatian si kecil pada keinginan untuk saling mengalahkan.
8. Stop Membela Salah Satu
Jika terjadi konflik dalam sibling rivalry ini, Parents, stop membela salah satu! Ingat bahwa keduanya adalah anak kandung. Yang memiliki hak yang sama untuk dibela dan diagungkan. Jadi membela salah satu tidak akan membuat suasana jadi lebih baik. Berikan pengertian dan peluk keduanya.
9. Stay Cool!
Meski otak sudah mendidih, karena suasana rumah yang tidak pernah adem. Tetaplah tenang parents! Stay cool! Sikap ini bukan hanya untuk kebaikan si kecil, tapi juga untuk kebaikan jiwa orang tua. Cara orang tua menyelesaikan konflik akan menjadi teladan bagi anak-anak.
10. Bersikap Adil Pada Setiap Anak
Adil berarti membagi sesuai porsinya. Adil bukan dalam konsep sama rata ya. Tetapi berikan porsi bahwa si kakak lebih besar ketimbang adik. Memberikan kasih sayang yang proporsional juga turut menjadikan perilaku sibling rivalry ini tidak berlarut-larut.
Itulah sekilas tentang sibling rivalry, penyebab dan cara mengatasinya. Parents, sibling rivalry ini jangan sampai dibiarkan terus menerus ya, karena hal tersebut dapat menimbulkan perselisihan antar saudara yang bisa saja berlanjut hingga dewasa. Tetap berikan rasa adil pada setiap anak adalah kuncinya. Semangat Moms and Dads!
Salam,
Mom Queen
Aku baru tau istilah sibling rivalry hehehe padahal sering banget kejadian di sekitar ku,
ReplyDeleteMakasih momsqueen. Udah ngasih tau cara mengatasi nya juga:)
Persiapan buat jadi emak hihihi
Alhamdulillah :)
DeleteWah.. keren mbak... aku juga barusan bikin tulisan sibling rivalry hehehe... sip sip. Penangananya sama hahhaa. Stay cool y mbak
ReplyDeleteHaa iya stay cool meski otak mendidih :)
DeleteMasyaAllaah, sibling rivalry emang susah susah gampang ya mb. Semoga selalu kompak ya kak Queen dan dek Khai.
ReplyDeleteAmiin makasih mom:)
DeleteRazin sama adiknya lagi demen rebutan mainan. Si kakak pegamg truk, adiknya pingin sentuh juga. Teriak lah mereka berdua. Kadang si kakak yang tiba2 ngambil mainan yg dipegang adiknya. Seringnya keceplosan pakai ancaman buat ngeredain teriakan Razin. Mama Razin belajar banyak dari baca tulisan Mom Queen ini. Jazaakillahu khairan
ReplyDeleteHaiyaa... Peluuk mamz, aku duluu juga begitu!
DeleteAku juga ngerasain sibling rivalry ini waktu momong ponakan, memang bikin kewalahan ya mom... Tapi sebenernya mereka saling sayang hanya saja ingin diperhatikan lebih... Keren ya tulisannya 👍👍👍 nambah pengetahuan sebelum nanti benar2 merasakan...
ReplyDeleteAsik belajar dulu.. Belajar teruss! Semangaatt
DeleteMbaak, emang yaa gini banget punya anak lebih dari satu. Emaknya harus bener2 on kewarasannya. Kadang aku malah jd gemes sendiri n marah2 kalau anak udah pada rebutan mainan. Padahal mah musti kalem ya ngadepinnya huhuhu.
ReplyDeleteIya kudu banget awali hari dengan alma tsurat mom biar waras.
DeleteAku baru tau istilahnya, kalau ini sibling rivalry, kerasa banget pas di rumah saudara dengan 3 anak yang masih kecil dan jarak usia masing-masing 2 tahun, si Kakak yang caper, adiknya yang nggak mau ngalah dan paling kecil yang super aktif haha. Makasih banyak tipsnya, Mom:)
ReplyDeleteIya begitulah, hanya sebuah istilah, padahal seriiiiing bgt ngalaminnya.
DeleteBaru sadar kalau aku pun gitu dulu sama adek-adekku. Seiring berjalan waktu mencari ilmu alhamdulillah mulai berkurang, terlebih setelah liat postingannya Mom jadi dapat saran saat besok udah punya baby :')
ReplyDeleteAmiinn semoga bermanfaat mbak :)
DeletePoint' yang kelima ini masih sering keceplosan ya Mak, eh mom queen
ReplyDeleteHehee belajar yuk kita :)
DeleteSeru seru seru...
ReplyDeleteI've done it before... And now i missed it very badly.
Berantemnya anak-anak ketika masih "krucil" jadi cerita yang tak pernah terulang kembali...
Iya bun :(
DeleteSibling rivalry memang ada, kalau di rumah si adik selalu ga terima kalau kakaknya gendong ayah, dan sebaliknya. Solusinya, adik gendong depan, kakak gendong belakang sambil muter2 rumah. Ketawa bersama sepulang kerja.
ReplyDeleteWah sama banget sama suamiku, saban hari pas pulang kerja gelendotan sama bapaknya.
DeleteIlmu bgt nih mba, buat persiapan klo dikasih rejeki adek buat Azka
ReplyDelete