Assalammualaikum warahmatullah wabaarakatuh
Hai teman-teman blogger bagaimana puasanya? Sudah hampir dipenghujung bulan Ramadan nih, masih semangat mengejar pahala? Insya allah, semoga Allah memudahkan langkah kita semua mencapai keberkahan dibulan Ramadan ini. Dalam rangka ngeblog bareng bersama komunitas blogger Bengkel Diri kali ini mengangkat tema hari Raya Idul Fitri. Pada kesempatan ini saya ingin mengulas tentang Asal Kata Lebaran dan tradisi Idul Fitri 2021 di Indonesia, ketika wabah Covid-19 yang masih meningkat.
Alhamdulillah dalam hitungan beberapa lagi kita akan merayakan hari raya Idul Fitri 1442 H. Segala persiapan tentu sudah mulai semarak dan geliat bau kue sudah mulai semerbak di sekitar perumahan. Hmm rasanya sudah tidak sabar menyambut datangnya hari kemenangan. Pusat perbelanjaan pun tak kalah semaraknya dalam menyambut datangnya hari nan fitri ini. Segala jenis kue, makanan ringan, dan aneka minuman kaleng pun sudah ramai menghiasi supermarket. Melihat sejenak ke pusat pertokoan, antrian di kasir tetap mengular, meski protokol kesehatan dilakukan. Kondisi pandemi rasanya tetap tidak mengurungkan semangat ibu-ibu berbelanja kebutuhan lebaran.
Asal Kata Lebaran dan Idul Fitri
Membahas mengenai arti kata lebaran, kata lebaran berasal dari istilah Jawa yaitu lebar, lebur, luber dan labur. Lebar artinya menghilangkan, yang mengisyaratkan bahwa kewajiban puasa telah usai, lebur artinya lebur (mencairkan) dari dosa sedangkan luber (meluap) dari rahmat Allah yang melimpah dan labur artinya putih bersih, maksudnya Setelah sebulan ditempa pada bulan Ramadan diri kita kembali putih bersih dari segala dosa. Seiring berjalannya waktu istilah yang lebih banyak dipakai adalah lebaran, intinya menghilangkan segala dosa dari dalam diri dan kembali putih bersih seperti kertas yang masih kosong.
Baca juga : DIY: Membuat Hamper Mudah dan Simple
Sedangkan kata Idul Fitri berasal dari kata 'Id' dan 'al fitri'. Id berasal dari kata 'aada-ya'uudu' yang berarti kembali, hari raya disebut Idul karena terjadi berulang kembali pada tanggal yang sama yakni 1 syawal setiap tahunnya. Sedangkan fitri berarti berbuka atau suci. Jadi Idul fitri berarti kembali suci atau kembali berbuka. Makanya di sunnahkan sebelum berangkat shalat Idul fitri untuk makan atau minum meskipun dengan seteguk air. Seperti hadits Nabi SAW berikut ini
”Dari Anas bin Malik berkata tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk salat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya."
Dalam riwayat Al-Bukhari juga menyebutkan bahwa
"Nabi SAW Makan kurma dalam jumlah ganjil."
Jadi disini menekankan bahwa pada hari raya Idul fitri dimaksudkan bahwa kita hendaknya makan atau minum, karena dihari itu diharamkan untuk berpuasa.
Arti Ucapan Minal 'aidin Wal faizin dan Taqabbalallahu minna wa minkum
Sudah menjadi kebiasaan umat muslim dunia untuk saling memberi ucapan ketika berhari raya. Ucapan yang lazim terdengar di Indonesia pada saat hari raya Idul Fitri adalah "Selamat Hari Raya Idul Fitri minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan bathin"
Ucapan tersebut terdengar hampir disetiap hari raya Idul Fitri bahkan anak sulung saya pun sudah hapal dengan kata-kata ini. Maklum, didalam lagu anak-anak yang sering saya putarkan ada lagu lebaran yang kata-kata pembukanya persis dengan kalimat diatas. Awalnya dulu, saya mengira jika ucapan "minal 'aidin wal faizin" artinya adalah "mohon maaf lahir dan bathin". Namun ternyata ini salah besar. Saya baru mengetahui setelah seorang Da'i membahas dan mengupas arti sesungguhnya. Dikutip dari artikel Tribunnews menyebutkan bahwa kalimat " minal 'aidin wal faizin " sebenarnya berasal dari penggalan doa "ja' alana llahu wa iyyakum minal 'aidin wa alfaidzin" yang berarti "semoga Allah menjadikan kita tergolong orang-orang yang kembali dan memperoleh kemenangan"
Doa ini awalnya berasal dari seorang pensyair Al-Andalus yang bernama Shafiyuddin Al-Hulli, saat itu beliau membawakan syair tentang seorang wanita di hari raya. Dalam sebuah riwayat lain juga disebutkan bahwa ucapan ini pada masa khilafiah Rasyidin digunakan sebagai ucapan kepada pasukan perang yang kembali dengan membawa kemenangan. Maksudnya benar-benar kembali dari perang dengan membawa kemenangan (menang atas peperangan). Tetapi di Indonesia bahkan negara-negara tetangga pun sering menggunakan kalimat minal 'aidin wal faizin. Padahal perkataan doa ini tidak berdasar pada tuntunan Nabi Muhammad SAW dan salafus saleh (orang-orang terdahulu).
Baca juga : 5 Buku Islami Yang Harus Dibaca Sebelum Menikah
Lantas apa ucapan yang sesuai dengan tuntunan Nabi SAW dan salafus saleh? Pada zaman Rasulullah doa yang biasa diucapkan pada saat hari raya Idul Fitri adalah "Taqabbalallahu minna wa minkum" (Semoga Allah menerima amal kami dan kalian) atau bisa juga dengan ucapan "Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum" (Semoga Allah menerima (puasa) kita dan setiap tahun semoga kita senantiasa dalam kebaikan) dan para sahabat sahabiyah pun menjawab dengan kalimat yang sama. Jadi jangan keliru lagi ya dengan arti dari ucapan minal 'aidin wal faizin. Sebaiknya saat lebaran ucapkan kalimat doa yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW yaitu "Taqabbalallahu minna wa minkum"
Tradisi Idul Fitri di Indonesia saat pandemi Covid-19 yang masih meningkat
Selain melaksanakan ibadah salat Id yang diadakan pada tanggal 1 Syawal, tradisi yang sering dilakukan pada saat Idul Fitri bermacam-macam. Berikut ini beberapa tradisi yang sering dilakukan pada saat Idul Fitri di Indonesia.
1. Takbir Keliling
Allahu akbar Allahu akbar
laa ilaha illallahu Allahu akbar
Allahu akbar walillah ilham
Merinding! Itulah yang terasa setiap kali mendengar suara takbir menggema di seantero masjid diawal bulan Syawal. Sejak ditetapkannya tanggal 1 Syawal oleh pemerintah melalui kementrian agama, setelah itu langsung terdengar suara takbir di surau dan masjid-masjid di semua wilayah. Semarak menyambut Idul Fitri langsung terasa. Suasana syahdu dan haru langsung membahana. Inilah suasana yang selalu dirindukan pada saat lebaran. Anak-anak, muda mudi, orang tua semangat mengumandangkan takbir, bahkan ada juga yang mengadakan pawai takbir keliling dengan mobil yang dihias. Seperti di kota kami, setiap tahun selalu ada pawai takbir keliling, bahkan pemerintah daerah memang memfasilitasi dengan mengadakan lomba pawai mobil takbir. Setiap kecamatan mengirimkan perwakilan pawai mobil takbir ini. Nanti akan ada 3 pemenang dengan hiasan mobil yang paling kreatif. Pemandangan aksi pawai mobil ini menjadi hiburan tersendiri bagi kami warga Batam, setiap tahun anak-anak selalu menantikan momen ini bisa konvoi bersama, sambil mengumandangkan takbir.
Baca juga : Top 5 Pilihan Tempat Liburan Favorit Keluarga Ramah Anak
Namun, suasana ini hanya dapat dinikmati saat Covid-19 belum ada. Sejak lebaran tahun 2020 pemerintah melarang takbir keliling, bahkan menyerukan gerakan 'tutup pintu' agar menghindari kerumunan. Saat ini di lebaran tahun 2021 bisa di pastikan takbir keliling akan ditiadakan kembali, bahkan takbir di masjid pun terbatas jumlah yang bisa menghadirinya. Rindu takbir keliling? Sangat! Rindu semaraknya mengumandangkan kebesaran Allah sambil berkeliling kota.
2. Mudik
Momen mudik menjadi cerita tersendiri, selalu ada cerita yang menarik di setiap acara mudik. Meski harus antri yang menular di loket pembelian tiket, check in hingga di stasiun kedatangan. Tetap saja tidak mengurungkan animo masyarakat untuk tetap mudik saat lebaran. Ya, hasrat untuk berkumpul dengan keluarga lebih besar dari pada sekadar rasa lelah menunggu antrian yang berjejal dan mengular.
Pic by CNN Indonesia |
Teringat saat mudik tahun 2016 dari Batam ke Palembang transit bandara Soeta Jakarta. Dari terminal 1C (citilink) harus berpindah ke terminal 2E (lion) dalam kondisi waktu tersisa 30 menit batas cek in, belum lagi menunggu bagasi yang super lama. Kami rombongan 17 orang dewasa dan anak-anak harus berlarian, agar tidak ketinggalan pesawat. Saat tiba di konter cek in, pesawat sudah mau berangkat. Deg! Hampir saja frustasi, terbayang harus membeli ulang tiket untuk 17 orang. Akhirnya dengan negosiasi yang singkat, mengingat saat itu saya juga lagi hamil muda dan ada 3 orang anak-anak, kami mendapat dispensasi dari pihak lion. Itu pengalaman mudik yang paling tak terlupakan sepanjang sejarah hidup saya. Lantas bikin kapok mudik? Sejujurnya Iya! Tapi momen lebaran dan berkumpul bersama keluarga mengalahkannya. Kami tetap rindu bisa mudik lebaran.
Tahun 2021 mudik dilarang, hal ini dikarenakan angka penularan Covid-19 masih meningkat. Pemerintah kembali mengeluarkan aturan larangan mudik. Sejak 2 minggu menjelang lebaran hingga seminggu setelah ldul Fitri. Padahal kami baru berencana untuk mudik, qadarullah semoga ada hikmahnya. Semua demi kebaikan bersama, kita berdoa semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, amin.
3. Saling berkirim makanan atau hamper
Tradisi saling berkirim makanan ini masih tetap terjaga hingga saat ini, hanya saja bentuknya sudah mengalami perubahan sesuai tren yang ada. Saling berkirim makanan yang dimasak dirumah seperti opor ayam, ketupat, sambal ati ampela, dan makanan khas hari raya lainnya sudah berganti rupa dengan berkirim hamper atau parsel lebaran. Isinya pun sudah mulai beragam, bukan lagi makanan basah tetapi sudah beragam mulai dari kue kering, minuman kaleng, snack, hingga cendera mata tertentu. Saling memberikan hadiah ini bermakna untuk saling berbagi dengan sesama dan juga untuk menguatkan tali silaturahmi.
Saat pandemi 2021 apakah tradisi ini masih dilakukan? Tentu! Bahkan tradisi ini semakin melekat untuk saling berkirim hamper. Karena keterbatasan jarak dan untuk mengurangi perkumpulan orang dalam jumlah banyak, berkirim hamper menjadi satu solusi untuk tetap menjalin bersilaturahmi. Bahkan kita bisa berkirim hamper atau parcel bukan hanya didalam kota saja, bahkan berkirim parsel via marketplace juga sudah bisa dilakukan. Wah semakin canggih ya sekarang.
Pic dokumen pribadi |
4. Halal bi halal
Berkunjung ke sanak keluarga ataupun tetangga disaat Idul fitri adalah tradisi yang hampir selalu dilakukan setiap orang. Momen lebaran memang waktunya untuk tetap menjaga ukhuwah agar semakin erat, baik dengan kerabat dekat maupun dengan tetangga. Biasanya setiap warga akan berkunjung ke setiap rumah-rumah tetangganya, dan rumah yang dikunjungi akan membalas kunjungan juga.
Pic by kumparan |
Namun disaat pandemi covid-19 mulai merebak dari awal 2020, tradisi ini terlarang untuk dilakukan. Kerumunan orang dapat berpotensi terjadinya cluster baru penyebaran virus ini. Makanya pemerintah menghimbau agar tradisi halal bi halal ini ditiadakan demi kebaikan bersama. Meski demikian tak perlu risau, kita tetap bisa bersilaturahmi dengan keluarga terdekat lewat virtual. Semakin berkembangnya tekhnologi membuat jarak bukan lagi masalah, jika dulu hanya bisa mendengar lewat suara, sekarang bisa bersilaturahmi dengan bertatap muka lewat video call. Meski tidak bertemu fisik setidaknya kita bisa bertemu lewat virtual.
5. THR
Setelah serangkaian tradisi mudik-takbir keliling-berkirim hamper dan halal bi halal, inilah tradisi yang paling ditunggu-tunggu. Yap, pemberian Tunjangan Hari Raya atau THR dalam amplop hijau bisa jadi adalah tradisi yang paling memberi semangat, terutama bagi anak-anak.
"Tante, nanti dikasih THR ga kalau puasanya full?"
"Iya, insya Allah nanti dikasih THR kalau puasanya full ya"
Seketika langsung terlihat senyum bahagia diwajah keponakan laki-laki saya ini. Begitulah anak-anak mereka selalu menantikan momen Idul Fitri sebagai momen mendapat THR.
Namun pemberian THR pada anak semakin berkembang, seperti di tempat kami pemberian THR tidak lagi menggunakan amplop. Karena menggunakan amplop hanya akan menambah sampah dan membuang-buang kertas. Pernah kejadian, anak-anak yang ramai datang kerumah, saya memberikan THR dalam amplop hijau yang cantik. Namun belum sampai keluar halaman, amplop THR sudah berceceran kemana-mana. Tahun ini ini saya mulai menerapkan THR tanpa amplop seperti berikut ini.
Pic by m.brilio.net |
Cantik ya? Selain tidak menambah sampah baru, pemberian THR dibalut makanan ringan ini juga akan memberi semangat pada anak-anak. Apalagi kebanyakan anak-anak tidak paham akan uang, mereka lebih paham makanan kan?
_____
Apapun kondisi kita saat ini, dalam salah satu materi di Bengkel Diri tentang syaksiyah Islam, bukan saatnya kita menggerutu dengan kondisi ini, dilarang mudik bukan lantas kita memaksakan diri mudik dengan cara kucing-kucingan dari aparat, ataupun menyalahkan pemerintah dengan adanya aturan ini. Karena sejatinya peraturan dibuat demi kebaikan bersama, demi kesehatan kita, keluarga dan semua kerabat yang kita kunjungi. Meski pandemi covid-19 belum usai, hendaknya hari raya idul fitri 1442 H dimaknai sebagai momentum untuk dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat hubungan sosial dengan sesama. Selamat menyambut hari Raya Idul Fitri 1442 H Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum.
Salam,
Mom Queen
Sepertinya ditahun kedua pandemi, tak ada lagi takbir keliling dan mudik, yaaa seperti tahun lalu, halal bihalal melalui video call lagi sama keluarga dikampung :(
ReplyDeleteBetul kak, Rinduuu
DeleteSaya baru tahu setelah baca tulisan ini lho kakak.
ReplyDeleteWa'alaikumsaLm.
ReplyDeleteDuh, nggak kebayang itu 17 orang pada berlarian, udah kayak adegan AADC nggak sih mbak, haha..
Aku juga pertama kali mudik bareng keluarga kecilku pas 2016. Hihi..
Sayangnya tahun ini nggak bisa mudik karena anjuran pemerintah, hiks.
Btw, poin-poin di atas cuma beberapa aja yg aku lakuin di tanah rantau ini, hihi.. Beda sih sama di kampung, pasti kental banget suasana lebarannya.
Nah gitu deh kak, mirip mirip AADC versi emak-emak haha
DeletePasti bakal rindu banget sama takbir keliling, karena sebelum pandemi anak2ku ikut keliling kompleks sambil bawa lampion, huhuhuu.. Semoga tahun depan situasi sudah kembali normal.
ReplyDeleteDi sini masih ada sih takbir keliling tapi terbatas cuma anak2 kampung aja, jadi tetep kerasa meriahnya hehee. Alhamdulillah. Cuman gatau lagi sih tahun ini, mudah2an tetep adaa
ReplyDeleteMungkin tahun ini bakal ada takbir keliling versi online juga mba, hehehe
ReplyDeleteTapi di tempat ku masih ada sih ini takbir kelilingnya, cuma ya di kampung2 aja. Nggak keluar desa.
Aku dah tau arti idhul fitri, tp baru tau arti lebaran wkwkwk. Sedih bgt tahun ini gak mudik lagi ke kampung halaman :( banyak tradisi yg ga dilakuin di perantauan. Sedih banget. Lebaran memang plg nikmat di tanah asal
ReplyDeleteIya itu yang bikin kangen mudik
DeleteMoga smakin byk yg menggunakan ucapan selamat yg tepat ya mba,
ReplyDeleteAmiinn... Aku jg baru taunya baru-baru aja mba, dulu pake yang Ono wkwk
DeleteWah kreatif. Aku malah amplop lebaran tahun lalu masih ada. Jadi ngabisin dulu yang ada.
ReplyDeleteKangen banget suasana lebaran sebelum pandemi. Semoga pandemi segera berlalu, tahun depan sudah bisa beraktivitas normal lagi
ReplyDeleteSetiap lebaran saya paling nungguin tradisi keluarga yang rame-rame bikin ketupat dan segala macam jenis nya (Ainhy)
ReplyDeleteWah 17 orang mbak mudiknya barengan? Rame banget yaa..
ReplyDeleteMemang kebiasaan seperti takbir keliling, mudik dan halal bihalal ini biasanya akan terjadi kumpulan bnyk org yaa. Semoga lebaran kali ini dapat dihindari
Ya keluarga besar kami mbak, 7 sodara semuanya di Batam hihi
Deletebaca artikel ini jadi kangen pengen pulang ke rumah, sayangnya tahun ini ga bisa pulang kampung karena dilarang mudik dan sedang di wilayah yang kalau pulang lumayan juga persayaratan pulangnya, ya ALlah mudah-mudahan segera membaik semuanya
ReplyDeleteAmiinn... Iya sama kak kangen mudik, mudik lokal pun dilarang sekarang
Deleteaku juga pernah baca nih mom soal ucapan-ucapan ketika lebaran... jadi re-insight lagi nih...
ReplyDeleteEmang sih dua tahun terakhir ini Lebaran rasanya beda banget. Kadang rindu sama suasana takbir keliling dan kumpul bareng keluarga besar. Semoga ini Idul Fitri terakhir saat pandemi yah, 2022 udah semarak lagi.
ReplyDeleteAku nggak pernah mudik mba jadi gatau gimana rasanya cape mudik hehe
ReplyDeleteNggak kebayang aku mudik bareng rombongan 17 orang
Setuju banget. Bukan waktunya lagi mengerutu karena keadaan. Tahun ini kita harus menjadi pribadi yang lebih baik. Bersyukur dan menerima keadaan yang kita jalani saat ini. Semoga tahun ini menjadi hari raya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
ReplyDeleteLebaran & mudik, rasanya sudah menjadi satu kesatuan ya mbak... hehehe...
ReplyDelete
ReplyDeleteTahun lalu ga mudik syeddih ya Mbak. Tahun ini tetep syeddih juga sih. Tapi dgn berbagai pertimbangan & dari pengalaman sebelumnya jd lebih ikhlas...
pengen nangis, kangen lebaran sama bapak ibu di rumah, sholat ied di masjid sama ibu sama embak,, ya alloh,,, sedihhhhhhhhhhhhh
ReplyDeleteIya saya juga sejak tahu penjelasannya tidak lagi mengucapkan minal aidzin wal faidzin tapi mengikuti apa yang disunnahkan Rasul "taqabbalallaahu minna wa minkum'.
ReplyDeleteBtw tak terasa ya lebaran lagi-lagi sudah di depan mata
Mudik selalu punya cerita sendiri mba. Walaupun capek dan rempong, tapi bahagianya berkumpul dg keluarga mengalahkan segala keriweuhan yg ada
ReplyDeleteBeradapatasi dengan momen lebaran 2 tahun ini. Bagi kita yang merasakan momen lengkap, luar biasa syukurnya. ngerasain mudik, ikut takbir keliling, rasa kemenangannya jauh lebih dirasakan. akan tetapi makna mendalam, pengorbanan agar ga egois untuk sama sama berjuang agar pendemi ini segera berakhir.
ReplyDeleteWah sumpah saya baru tahu lho asal kata lebaran itu... dan sedihnya saya gabisa pulang ke rumah sendiri. Hiks, padahal dah kangen banget
ReplyDeletehalo mom queen. kupikir lebaran karena kita semua melebar karena abis makan kue lebaran hehe. iya sejak kapan sih btw nama parcel berganti nama jadi hampers? hehe
ReplyDeleteWkwkwk lebaaarr melebar gitu ya kak..
DeleteIya juga sih dulu kenalnya parcel eh lama2 jd hampers lho. Boleh juga ntar diulas kata serapan ini haha