Assalammualaikum warahmatullah wabaarakatuh
Hari ini Mom Queen akan membahas mengenai tarbiyah dzatiyah dan urgensinya bagi diri sendiri. Materi ini merupakan rangkuman dari materi Ngaji Bareng pekanan yang dilakukan secara daring via WAG setiap hari Rabu malam jam 20.00 - 21.00 wib. Murabbiah (guru pembimbing) kami yang akrab di sapa Teh Ai berkenan membagikan ilmu mengenai tarbiyah dzatiyah ini beberapa pekan lalu. Karena materi ini sangat menarik maka sebaiknya mom Queen bagikan dalam bentuk rangkuman berikut ini. Selamat membaca.
Tarbiyah adalah berasal dari bahasa Arab yang berarti pembinaan, pendidikan, yang dilakukan secara berkesinambungan biasanya dibimbing boleh seorang pembimbing yang disebut Murabbi/Murabbiah. Sedangkan Tarbiyah dzatiyah menurut Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan adalah sejumlah sarana tarbiyah (pembinaan), yang diberikan seorang muslim atau muslimah kepada dirinya, untuk membentuk kepribadian islami yang sempurna baik dari segi akhlak, iman, islam maupun dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain tarbiyah dzatiyah adalah tarbiyah seseorang terhadap diri sendiri oleh dirinya sendiri pula. Jadi seorang muslim hendaknya mengurus apa yang seharusnya kita urus, menumbuhkan apa yang seharusnya kita tumbuh suburkan didalam diri sendiri.
Bagaimana kita menumbuhkan, memelihara, dan mengurus apa yg seharusnya kita urus. Istilahnya memperbaiki sesuatu hingga mencapai kesempurnaan butuh proses. Menjadi cita-cita seorang muslim bahwa kita mampu menjaga diri, mampu menumbuhkan fitrah iman yang kemudian akan kita bawa untuk menghadap Allah SWT kelak.
Tarbiyah dzatiyah juga tidak terpisah dari tarbiyah halaqoh yang di berikan seorang muslim/muslimah terhadap dirinya sendiri. Tarbiyah halaqoh adalah pembinaan, berupa kelompok kecil yang terdiri dari murabbi (pembina) dan sejumlah mutarabbi (binaan), dengan manhaj (kurikulum) yang jelas, dan diselenggarakan melalui berbagai macam sarana (perangkat) tarbiyah. Jadi pada tarbiyah halaqoh kita sangat bergantung kepada orang lain, sedangkan tarbiyah dzatiyah hanya bergantung terhadap diri sendiri. Jikalau kita tidak membawa diri kita ke dalam keimanan maka hendak dibawa kemana lagi jiwa ini?
Mengapa tarbiyah dzatiyah sangat penting? Apa yang menjadi urgensi dari tarbiyah tzatiyah itu sendiri? Berikut beberapa alasannya :
1. Karena menjaga diri sendiri lebih utama daripada menjaga diri orang lain
Berdasarkan QS Attahrim : 6
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Dari ayat diatas kita bisa melihat bahwa menjaga diri itu mesti didahulukan daripada menjaga orang lain. Tarbiyah dzatiyah seorang muslim tidak lain sebagai upaya dari melindungi dari siksa Allah ta'ala dan nerakanya.
Dengan apa kita mentarbiyah diri sendiri? ialah dengan mewajibkan diri mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, bertaubat dari apa saja yang dimurkai-Nya dan yang bisa mendatangkan siksa.
2. Jika kita tidak mentarbiyah diri kita maka siapa lagi yang akan mentarbiyahnya?
QS Abasa : 34-36
"pada hari ketika manusia lari dari saudaranya serta ibu dan bapaknya dan istri dan anak-anaknya"
Banyak sekali ayat alquran yang mengingatkan bahwa kelak kita dihari kiamat akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Maka inilah yang menjadi tugas besar diri kita masing-masing.
3. Hisab kelak bersifat individual
QS Maryam : 95
"Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari kiamat"
QS Al Isra :14
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu"
Dengan kata lain semua hisab itu dilakukan secara individual nantinya. Setiap orang akan diminta pertanggung jawaban atas sepak terjangnya didunia.
4.Tarbiyah dzatiyah itu lebih mampu mengadakan perubahan dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang hadir atas dasar bukan atas paksaan dari orang lain, akan mampu membawa perubahan didalam diri sendiri.
5.Tarbiyah dzatiyah adalah sarana sabar dan istiqomah
dengan tarbiyah dzatiyah maka kita kita bisa menjadi pribadi yang sabar dan istiqomah. Jiwa kita menjadi tegar menghadapi masalah.
6.Tarbiyah dzatiyah adalah sarana dakwah yang kuat.
Ketika kita sudah kuat untuk mendakwahi diri sendiri maka kita akan semakin ringan untuk mendakwahi orang lain.7. Karena keistimewaan tarbiyah dzatiyah sendiri.
Karakter orang yang melakukan tarbiyah dzatiyah akan menjadi semakin baik sehingga menjadikan tarbiyah dzatiyah itu istimewa. Karakter seperti menjadi lebih santun, lebih sabar, lebih bijaksana, dan sebagainya. Maka dengan demikian dari sanalah muncul keistimewaan tarbiyah dzatiyah itu sendiri.
Baca juga : Review Buku "Ummahatul Mukminin" karya Syaikh Mahmud Al-Mishri
Namun demikian ada juga yang menganggap bahwa tarbiyah dzatiyah belum begitu penting, bahkan cenderung abai dengan ini. Apa yg menyebabkan tarbiyah tzatiyah ini di anggap tidak urgent antara lain :
1.Karena minimnya ilmu terhadap pemahaman tarbiyah dzatiyah itu sendiri
Banyak yang harus dipahami demi mewujudkan tarbiyah dzatiyah. Allah SWT menurunkan Alqur'an kepada Rasulullah SAW pun secara bertahap supaya mudah dipahami. Demikian juga dengan tarbiyah dzatiyah, sebelum bisa diwujudkan banyak yang harus kita pahami, terutama ilmu mengenai pentingnya tarbiyah dzatiyah itu sendiri.
2. Ketidakjelasan sasaran dan tujuan hidup
Pertanyaan-pertanyaan seperti : apa sebenarnya tujuan hidup ini? hendak apa? mau kemana dan akan kemana? dan semisal, Tidak bisa dijawab dengan baik sesuai tuntunan agama, sehingga inilah yg menyebabkan tarbiyah dzatiyah disepelekan. Jika sudah demikian maka hidup seseorang akan menjadi sia-sia.
3. Lengket dengan dunia
Seluruh tenaga dan pikiran dihabiskan demi kepentingan dunia. Terlalu sibuk dengan segala kenikmatan dunia. Terlalu sibuk mengusahakan rencana masa depannya di dunia, masa depan anak-anak sehingga membuat seseorang menjadi 'lengket' dengan kehidupan dunia.
4.Pemahaman yg salah tentang tarbiyah tzatiyah
Pemahaman bahwa ketika orang merasa tersita waktunya jika dihabiskan demi kepentingan ibadah, hanya akan membujang waktu saja. Sehingga anggapan bahwa ibadah yang khusu' dapat membuat seseorang lebih memilih akhirat dan abai dengan kehidupan duniawi.
Padahal jika memiliki pemahaman yang benar tentang tarbiyah dzatiyah menjadikan hidup didunia dan ibadah jauh lebih berkualitas. Contoh kecilnya seperti ruh sholat itu akan berbeda ketika kita mengerjakan sholat qobliyah ba'diyah, sehingga sholat wajib itu akan terasa lebih bermakna. Hidup lebih berkah jika banyak melakukan kebaikan seperti sedekah dan banyak bersyukur.
5. Minimnya basis tarbiyah dzatiyah
Komunitas Ngaji bareng online seperti ini adalah salah satu contoh komunitas basis tarbiyah dzatiyah. Semoga kedepannya semakin banyak lagi muncul basis tarbiyah dzatiyah bukan hanya secara online tetapi juga offline.
6.Langkahnya Murabbi yang mengingatkan
Komitmen dan konsisten seorang Pembina (Murabbi/Muroabbiah) juga sangat berperan penting dalam keberhasilan program tarbiyah dzatiyah ini. Program kegiatan seperti tahajud call, One Day One Juz (ODOJ), check list Mutabaah Yaumiyah dan sebagainya. Dengan adanya kegiatan seperti itu menjadikan binaan (Mutarabbi) merasa sangat terbantu sekali dalam menjaga ke-konsisten-an dalam mentarbiyah diri sendiri.
7. Perasaan akan panjangnya angan-angan
Karena tujuan hidup seseorang tidak terarah maka menjadi penyakit yang akut didalam diri. Atau perasaan seperti "Mengapa terburu-buru mentarbiyah diri sendiri, padahal umur masih muda dan waktu masih panjang" sikap seperti ini lah yang menjadikan tarbiyah dzatiyah menjadi tidak penting.
Baca juga : Kisah Shahabiyah ; belajar dari Ummu Imarah, tetangga Rasulullah disurga
Padahal untuk mati tidak harus menunggu tua, siapa yang tahu berapa lama jatah umur kita didunia? Wallahu'alam bishowwab. Jadi sudah siap mentarbiyah diri sendiri? Yuk mulai dari sekarang, mumpung masih ada waktu. Semoga tulisan ini ada manfaatnya. Amin Allâhumma amin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaarakatuh
Salam,
Mom QueenMQ
#indonesiancontentcreator#odopiccday15 #mamincasharing#maminca_agama #maminca_resolusi#TarbiyahDzatiyah #UrgensiTarbiyahDzatiyah #30HariBercerita
Jadi tarbiyah mulai dari diri sendiri dulu ya kak. Memang penting sekali menuntut ilmu ini ya supaya tidak tersesat
ReplyDeleteTepat sekali :)
DeleteSumpah ini ngena bangetttt sama tingkah laku saudaraku. Apalagi point 1. Keselamatan diri sendiri lebih utama dibanding org lain itu bukan egois tapi emang masuk akal dan fitrahnya demikian yaa duh makasih kak tulisannya. Pas banget dibutuhin
ReplyDeleteMasyaAllah alhamdulillah
Deletepenjelasannya rinci banget, jadi makin paham terkait tarbiyah dzatiyah ini. terima kasih ya kak sharingnya
ReplyDeleteAlhamdulillah, MasyaAllah
DeleteBetul mom, tarbiyah diri itu penting sebagai bekal untuk ke kehidupan abadi, kehidupan yang benar-benar memang kita hidup. Sedikit demi sedikit tidak mengapa untuk perubahan yang lebih baik daripada tidak sama sekali
ReplyDeleteBetul kak
DeleteHmm... Tulisan yang dalam. Walaupun tanpa sadar hal ini dilakukan oleh orang sekitar kita, tapi diri sendiri? Entahlah.
ReplyDeleteSemoga kita termasuk yak kak
Deletediri sendiri dulu baru orang lain yaa. tarbiyah dzatiyah ini hal yg baru aku denger sih. menarik jg konsepnya
ReplyDeleteAku juga baru belajar dari Ustadzah kak
Deletesepakat nih mom, pada dasarnya mengajarkan atau melakukan sesuatu memang harus bertahap, wong al-Qur'an juga turunnya bertahap, jadi kita memang sebaiknya belajar tidak langsung ujug-ujug
ReplyDeleteNah betul sekali kak
DeleteMasya Allah, setiap hari Sabtu aku juga ada pengajian mingguan, dan kebetulan 2 minggu lalu juga bahas ini mbak. Aku juga baru tau kalo diri sendiri itu penting, bukan berarti egois juga.
ReplyDeleteBener kak, semangat menuntut ilmu kak
DeleteYa Allah aku merasa tertampar baca ini. To be honest aku baru tau tarbiyah dzatiyah. Intinya seperti tarbiyah ke diri sendiri ya. Duh udah lama ga dpt siraman rohani
ReplyDeleteAyo ikut liqo' pekanan virtual kak, sekarang banyak bangettt
DeleteMom makasih banget ya, aku jadi mawas diri nih untuk lebih memperbaiki ibadah lagi. Semua harus ke diri sendiri, baru orang lain ya inti tarbiyah dzatiyah.
ReplyDeleteBetul kak
DeleteMasya Allah mom queen, jdi reminder bgt nih, mau donk ikut komunitasnya
ReplyDeleteIkut sama teh Karin ini mbak Iva
DeleteJadi diingatkan untuk terus mengingatkan diri agar jadi lebih baik lagi nih. Apalagi sejak pandemi, pengajian tidak dilakukan secara offline, jadi tetap diusahakan dengan online dulu.
ReplyDeleteAmin MasyaAllah
DeletePenjelasannya sangat detail dan lengkap, subahanallah kata-katanya enak banget dan sangat nyaman jika membaca tulisan ini. Bisa jadi sebagai pelajaran untuk menjaga diri kita sendiri
ReplyDeleteAh jadi keingat mentoring kampus baca artikel dirimu, kak
ReplyDelete