pics from google |
Terlahir dengan Nama Nutsaibah binti Ka'ab Al-Anshariyah atau yang lebih dikenal dengan nama Ummu Imarah. Ummu Imarah merupakan anak dari pasangan Kaab bin Amr dan Rabbab binti Abdullah bin Habib. Ummu Imarah merupakan wanita tegas yang ahli dalam peperangan.
Ummu Imarah, Wanita Tangguh Dalam Sejarah Islam
Tercatat dalam sejarah, beberapa kali ummu Imarah berperan dalam perang yang dilakukan oleh kaum muslimin terutama dalam perang Uhud 15 Syawal 3 H (sekitar bulan Maret 625M) , perang Khaibar 7 H (629M) , perang Hunain di tahun 8 H (630M) dimasa Rasulullah dan perang Yamamah ditahun 12 H melawan sang nabi palsu, Musailamah Al Kahdzab (si pendusta) , semasa khalifah Rasulillah Abu Bakr Ash Shiddiq.
Kehidupan Pribadi Ummu Imarah
Ummu Imarah Menikah dengan Zaid bin 'Ashim Al-Mazini An-Najjari dan mempunyai anak yang bernama Hubaib dan Abdullah. Setelah Zaid bin' Ashim meninggal dunia, Ummu Imarah kemudian dilamar oleh Ghaziyah bin Amr. Dari pernikahannya dengan Ghaziyah, Ummu Imarah mempunyai dua orang anak yaitu Tamim dan Khawlah.
Ia termasuk satu dari dua wanita yang bergabung dengan 70 orang laki-laki Anshar yang hendak berbaiat kepada Rasulullah dalam baiat Aqabah kedua, bersama suami Zaid bin 'Ashim, dan dua orang putranya, Hubqib dan Abdullah.
Peran Ummu Imarah dalam Perang Uhud
Ummu Imarah merupakan shahabiyyah yang sangat berjasa dalam menjaga keselamatan jiwa Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam pada perang Uhud. Diawal peperangan Uhud ini, kaum muslimin sebenarnya dapat meraih kemenangan.
Jika saja pasukan pemanah dibukit Uhud tidak tergoda oleh ghanimah (harta rampasan perang) dan mengikuti perintah Rasulullah untuk tidak turun sebelum ada instruksi langsung dari beliau.
Namun Sebagian pasukan pemanah turun, hanya tersisa sekitar 12 orang pemanah saja dibukit Uhud dan membuat pasukan Qurays yang dipimpin Khalid bin Walid (saat itu belum masuk Islam) memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil langkah memutar bukit Uhud, dan berbalik menyerang kaum Muslimin.
Mendapat serangan tidak terduga dari musuh, kaum Muslimin yang tadinya sudah memegang setengah kemenangan, berbalik menelan kekalahan.
Perang Uhud, Banyak Sahabat yang Gugur
Perang Uhud ini terjadi sangat memilukan, karena dalam pertempuran itu, sebanyak 70 sahabat nabi gugur. Termasuk juga paman Rasul yang sangat dicintainya, Hamzah bin Abdul Muthalib, gugur oleh lembaran tombak Wahsyi Bin Harb (saat itu belum masuk Islam) dan dimakamkan di Jabal Uhud.
Kaum Muslimin kocar-kacir menyelamatkan diri. Posisi Rasulullah pun menjadi bahan incaran musuh, hanya beberapa sahabat yang berada di dekat Rasulullah.
Beberapa diantara mereka segera berhimpun di dekat Rasulullah untuk menyelamatkan jiwa beliau, tak terkecuali Ummu Imarah serta kedua anaknya berada di barisan depan sebagai tameng Rasulullah.
Walaupun saat itu beliau bertugas mengurus logistik dan medis namun beliau dengan sigap memasang badan menghalau serangan kaum Qurays yang memang menargetkan pembalasan dendam terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atas kematian para pemuka Qurays yang tewas pada perang Badr.
Atas izin Allah dan keberanian Ummu Imarah inilah hingga serangan yang bertubi-tubi terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dapat dihalau. Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun selamat dari serangan Qurays.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas sangat memuji keberanian Ummu Imarah karena beliau adalah seorang wanita, hingga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Aku tidak menoleh ke kiri dan ke kanan kecuali melihat Ummu Imarah berperang dihadapanku.”
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat Ummu Imarah terluka hingga mendapat 12 luka tusukan pedang di tubuhnya, bahkan luka yang paling parah berada di dekat lehernya yang baru sembuh sekitar setahun kemudian.
Doa Rasulullah SAW untuk Ummu Imarah
Lantas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai Abdullah (Putra ummu Imarah), balutlah luka ibumu!" Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendoakan kebaikan untuk Ummu Imarah dan keluarganya.
Peran Ummu Imarah dalam Berbagai Perang Islam Melawan Musuh
Sejarah juga mencatatkan namanya dalam perang Yamamah. Perang Yamamah dilatarbelakangi pemberontakan musuh setelah kematian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan juga terbunuhnya Hubaib, putra Nutsaibah, sebagai utusan negara.
Hubaib yang di bunuh secara keji oleh sang nabi palsu, Musailamah. Karena mempertahankan aqidahnya, menolak mengakui Musailamah sebagai nabi.
Demi untuk mengurangi kesedihan ummu Imarah, bahkan khalifah Abu Bakr yang langsung mengabarkan berita kematian Hubaib. Ketika di beritahukan bahwa anaknya di bunuh secara keji oleh Musailamah.
Ummu Imarah bukannya bersedih, tanggapannya justru kalimat syukur kepada Allah anaknya syahid dalam mempertahankan aqidah. Kemudian beliau, meminta izin kepada sang khalifah untuk diizinkan ikut berperang agar dapat membunuh sang nabi palsu dengan tangannya.
Kemudian khalifah pun menyetujuinya dan ummu Imarah bersama putranya Abdullah bin Zaid turut serta dalam peperangan Yamamah, walaupun bukan dari tangannya sang nabi palsu pun akhirnya tewas di tangan Wahsyi dengan tombaknya dalam perang tersebut.
Ummu Imarah sangat bersyukur bisa melihat kematian orang yang telah membunuh anaknya. Setahun setelah perang Yamamah, ummu Imarah atau Nutsaibah binti Ka'ab radhiallahuanha meninggal dunia.
Penutup
Pelajaran penting yang didapat dari sosok ummu Imarah atau Nutsaibah binti Ka'ab radhialllahuanha adalah keberhasilannya dalam mendidik anak-anaknya. Ummu Imarah bukan hanya mengkader anak-anak nya untuk sukses didunia namun juga sukses diakhirat.
Keberaniannya dalam kancah peperangan tidak diragukan demi mencari ridho Allah. Shahabiyyah ini selalu mengambil bagian dalam setiap peperangan yang dilakukan umat muslim.
Jika tidak turun langsung dalam kancah peperangan beliau membantu dalam urusan logistic ataupun merawat korban perang.
Inilah keteladanan yang dicontohkan oleh ummu Imarah kepada anak-anaknya. Semua dilakukan, bahkan rela memberikan jiwa dan raga demi jayanya islam, demi tegaknya hukum-hukum Allah.
Semoga Allah Subhanahu Wata'Ala selalu merahmati Ummu Imarah, tetangga Rasulullah disurga, Nutsaibah binti Ka'ab Radhiallahu'anha.
👉References :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nusaibah_binti_Ka'ab
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Hunain
https://republika.co.id/berita/q9p39m440/kisah-pilu-perang-uhud
https://kisahmuslim.com/5042-musailamah-si-nabi-palsu-perang-yamamah-22.html
Aku bacanya sampe berlinang air mata. Subhanallah perjuangan para shahabiyah memberikan seluruh jiwa raganya untuk agama.
ReplyDeleteMashaAllah ya suka terkagum2 kalo baca siroh gini tuh.. ��
ReplyDeleteMasya Allah.. Ummu Imarah keren banget. Ikut di pertempuran Rasulullah. Aku lagi nyari kisah ini mba, waktu itu cuma baca sekilas tentang perempuan yang ikut berperang. Akhirnya ketemu di tulisan mba 😄
ReplyDeleteMasya Allah. Meski dah pernah baca, namun tetap aja kembali nangis saat kembali membacanya. Anak2 yg mampu belajar keteladanan langsung dr ibu nya
ReplyDeleteBaca sirah sungguh membuat hati bergejolak, malu rasanya diri cuma begini2 aja tpi juga memunculkan semangat dalam diri
ReplyDeleteMasya Allah... pengorbanannya bikin aku malu sendiri. Masih harus belajar banyak ni aku 🙁
ReplyDeleteSosok muslimah kuat, tangguh pantang menyerah untuk dakwah Islam. MasyaAllah selalu bergetar hati ini dan merasa gak ada apa2nya.
ReplyDeleteMasyaAllah.. baru tau kisah ummu imarah
ReplyDeleteAamiin..... MaasyaaAllah..... Perjuangan & pengorbanan beliau demi Islam....
ReplyDeleteLuar biasa sekali ya mbaa keberanian dan ketegarannya beliau, semoga kita bisa meneladi ya, aamiiin :)
ReplyDeleteMasyaAllah perjuangan beliau luar biasa, sosok sahabiyah yang sangat berani membela islam...
ReplyDelete